Selasa, 02 Agustus 2016
Mama, Kok Sibuk Terus, Sih?
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Mama, kok sibuk terus, sih? Memangnya kerja enggak ada liburnya?” protes Cindy Fahira Pohan (4 tahun) kepada ibunya, Iramawati Tambunan (38). Ya, boleh-boleh saja Anda sibuk berkarir di luar rumah, alasannya tujuan bekerja pasti untuk anak juga. Namun, anak pun menginginkan Anda memiliki waktu luang baginya. Jadi, Anda harus berilmu me-manage waktu untuk menawarkan perhatian kepadanya.
Kisah wanita yang berdomisili di Jalan SM Raja ini banyak juga dialami ibu-ibu di kurun zaman sekarang. Kedua orangtua terpaksa harus bekerja demi pemenuhan masa depan anaknya. Ujung-ujungnya, anak terpaksa diasuh pembantu atau dititip ke keluarga. Namun tanpa disadari, kebutuhan anak tak hanya kebutuhan fisik. Hal ini seringkali tidak disadari para orangtua yang sibuk berkarier. Mereka berpikir, melimpahi anak dengan harta benda sudah cukup.
Padahal tidak, kasih sayang dan perhatian orangtua paling penting untuk anak. Bentuk perhatian tidak melulu harus hadiah, tetapi dengan menemaninya berguru ataupun bermain, sudah cukup membuat anak senang dan bahagia.
Memang, demi tuntutan ekonomi, Iramawati Tambunan dan suaminya, Rifai Pohan (43), terpaksa harus bekerja. Anak mereka, Cindy Fahira Pohan, terpaksa diasuh kakak dari Iramawati, Suliarti Tambunan. Hampir tiap hari anaknya menghabiskan waktu bersama keluarga kakaknya. “Saya terpaksa harus bekerja untuk membantu ekonomi dan masa depan anak saya. Memang ada yang harus dikorbankan, anak aku jadi kurang perhatian orangtuanya. Saya hanya memiliki waktu di final pekan. Nak aku juga tidak rewel dikala diasuh kakak saya,” ujar wanita yang bersahabat disapa Ira ini.
Begitu juga yang dikatakan Ali Torgis Pasaribu, suami kakaknya yang selama ini mengasuh anak Ira. Karena saban hari Cindy (anak Ira, Red) berada dalam asuhan mereka, Cindy pun sangat dekat dengan mereka. “Cindy memanggil aku dengan sebutan ayah. Padahal aku bukan ayahnya, tapi Om-nya. Mungkin ini alasannya Cindy tiap hari bersama kami jika orangtuanya sibuk bekerja,” kata Ali.
Kata Ali, Cindy bukanlah tipe anak yang mengesalkan meski kadang rewel. Rewel bukan berarti cengeng. “Cindy anak cerdas. Cindy selalu banyak bertanya alasannya keingintahuannya. Meski Cindy kami asuh siang hari, tapi Cindy tidak melupakan siapa orangtuanya. Cindy anak pengertian alasannya beliau tahu jika mama-papanya bekerja untuk cari duit,” ujar Ali.
Menurut Ali, Cindy bukan anak yang gampang untuk bersosialisasi dengan orang lain. Cindy tak gampang dekat dengan orang lain yang belum dikenalnya. Tapi jika sudah kenal, Cindy akan menjadi anak yang ramah dengan selalu banyak pertanyaan,” tambahnya.
Apalagi dikala ini, kata Ali, Cindy sudah memiliki kesibukan bersekolah. Cindy gres duduk di dingklik sekolah Taman Kanan-kanan (TK) Harapan Mandiri, Jalan Brig Jend Katamso Medan. “Setiap hari Cindy aku antar ke sekolah pada pukul 07.30 WIB. Cindy merasa senang dengan aktivitas barunya ini,” bilang Ali.
Dikatakan Ali, meski kedua orangtua Cindy tidak dapat sepenuhnya menawarkan perhatian kepada Cindy, tapi dirinya tetap selalu mengingatkan kepada Cindy untuk mengerti keadaan orangtuanya, harus menyayangi orangtuanya dan tidak boleh menjadi anak yang manja. “Cindy justru sayang sama orangtuanya. Kalau lagi libur final pekan bersama orangtuanya, Cindy malah nyombong sama kami,” pungkas Ali sambil tersenyum. (del)
Sediakan Waktu Luang Untuk Anak
----------------------------------------
Ternyata, anak pun punya cita-cita kepada orangtua. Anak menginginkan orangtua punya waktu luang untuknya, yang mau berbagi, dan sebagainya. Apa lagi keinginan anak yang perlu diketahui orangtua?
Waktu luang Anda sangat diharapkan anak. Anda harus sering menelepon anak sesibuk apapun. Pada final pekan, harus menetapkan hari libur yang tak boleh lagi diusik dengan pekerjaan. Kemudian, orangtua jangan cekcok di depan anak. Sebab, jiwanya akan tertekan dan ia akan bingung, siapa yang harus dibela dan disalahkan. Ayahnya-kah atau ibunya-kah?
Anak juga mengingkan biar orangtuanya ramah terhadap teman-teman anak yang berkunjung. Lalu, anak menginginkan biar orangtua tak ingkar janji. Sebaiknya, jangan pernah menawarkan komitmen pada anak, bila tak mau dicap anak sebagai orangtua pembohong?
Anak juga menginginkan orangtuanya berilmu dan cekatan sehingga bisa menjawab setiap pertanyaan. Sebagai anak, mereka juga menginginkan orangtua tidak saja menjadi daerah berlindung, melainkan juga bisa diajak membuatkan alias curhat. Inilah yang terkadang tidak disadari para orangtua terhadap keinginan anak.
Sulit membaur dalam kehidupan anak, membuat jarak, dan tidak mau tahu masalah yang dihadapi anak. Mulai sekarang, cobalah menata kembali relasi Anda dan anak biar lebih akrab. Sehingga posisi Anda tak hanya sebagai orang tua, tetapi juga bisa sebagai teman.
Seringkali, orangtua tidak menyadari sikapnya, dan mengeluh di depan anak. Keluhan Anda pun bermacam-macam, dari masalah keluarga hingga urusan pekerjaan yang membuat galau si kecil. Mau tidak mau, ini melibatkan anak untuk turut berpikir dalam duduk perkara yang Anda hadapi. Padahal, itu tidak perlu. Kenapa harus membuatkan masalah dengan anak? Apa yang dapat Anda harapkan dari seorang anak yang masih kecil dan teladan pikirnya belum luas? Kalaupun anak menawarkan pendapat, pasti Anda tidak puas alasannya tidak sesuai dengan yang Anda harapkan. Jadi, bicarakan masalah Anda dengan pasangan ataupun orang yang lebih renta dan memahami masalah tersebut. (net/jppn)
Semoga bermanfaat, wassalam
Artikel ini dari [subberita]:http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=12305
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar