Minggu, 21 Agustus 2016
Obesitas Anak Bisa Turunkan Tingkat Kecerdasan
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Obesitas atau kegemukan pada anak terutama pada usia 6-7 tahun mampu menurunkan tingkat kecerdasan anak, karena acara dan kreativitas anak menjadi menurun dan cenderung malas.
"Obesitas secara berlebihan pada anak biasanya akan menjadikan tingkat kecerdasan anak menurun," kata Dosen Fakultas Kedokteran Undip, Darmono, di Semarang, Selasa.Ia mengatakan, pada kondisi tersebut, umumnya acara dan kreativitas anak akan menurun, kemudian dengan kelebihan berat tubuh anak menjadi malas.
Bahkan, anak yang kegemukan pada waktu tidur akan mengalami kondisi tidak bernafas, kondisi dimana pada waktu tidur ada gelombang pernafasan yang berhenti, ibaratnya orang yang tidur mendengkur ada waktu-waktu ia tidak bernafas, katanya.
Obesitas pada anak, disebabkan oleh masukan makanannya yang berlebih. Selain itu, pada waktu lahir anak tidak dibiasakan mengkonsumsi air susu ibu (ASI), tetapi dibiasakan pakai susu formula dalam botol, padahal anak yang diberi ASI, biasanya asupan asinya sesuai ketentuan berat tubuh bayi.
Anak yang biasa meminum susu dalam botol, biasanya tidak dapat menghitung jumlah masukan makanan pada anak, bahkan para orang renta cenderung menunjukkan perawatan anak dengan membuat susunya lebih kental, sehingga melebihi porsi yang diperlukan anak.
Kemudian, pada usia 4-5 tahun anak sudah mengalami kelebihan berat badan, karena sejumlah makan yang diberikan sebelumnya tanpa memperhatikan takaran kebutuhan anak, sehingga terjadi penimbunan makanan yang diekspresikan dalam lemak.
Ia mengungkapkan, anak yang mengalami obesitas mampu dideteksi secara dini, bahkan saat orang tuanya sedang hamil mampu diketahui melalui berat tubuh normal rata-rata antara 7-14 kilogram, tetapi bila melebihi angka 14 kilogram mampu dianggap sebagai obesitas.
Penanganan anak yang mengalami kelebihan berat tubuh pada usia 5-6 tahun atau saat masuk taman kanak-kanak (TK), biasanya dikelompokkan pada usia mereka yang mengalami kelebihan berat tubuh dengan trik khusus berupa pengawasan pada makanannya, sehingga makanan yang dibawa dari rumah juga harus sesuai takaran.
Selanjutnya, aktifitas anak diberikan porsi yang lebih banyak, dengan diajak bermain-main dan berolahraga. Anak yang kelebihan berat tubuh seharusnya dipisahkan dari sahabat yang lain, misalnya ia dari rumah diajak ke sekolah dengan jalan kaki, kemudian saat ia pulang sekolah dicarikan jalan yang agak jauh. imbuhnya
Adanya perdebatan obesitas akhir faktor genetik, ia mengatakan, berdasarkan hasil penelitian Badan Internasional Obeysitas Task Force (ITF) dari tubuh WHO yang mengurusi anak yang kegemukan, 99 persen anak obesitas karena faktor lingkungan, sedangkan yang dianggap genetik biasanya bukan genetik tetapi akhir faktor lingkungan.
Faktor lingkungan ini, dipengaruhi oleh acara dan contoh makan orang renta anak, misal contoh makan bapak dan ibunya tidak teratur menurun pada anak, karena dilingkungan itu tidak menyediakan makanan yang tinggi energi, bahkan acara dalam keluarga juga tidak mendukung. antara/mim
Wassalam,
sumber:http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=266169&kat_id=23
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar