Seminggu 3 hari lagi Cuta mau setahun. Yah, tidak terasa sebenarnya, namun perkembangan-perkembangannya yang lumayan pesat membuat saya menyadari bahwa ia memang sudah besar. Menjelang usianya yang setahun ini, saya dikejutkan dengan beberapa hal, yang tentunya membuat kami sekeluarga senang.
Pertama: Nafsu makannya heboh sekali. Mungkin sebagai ganti GTM berkepanjangan hampir 3 bulan kemarin ya, sekarang ia makannya paling sedikit 3 kali sehari dengan porsi yang membuat saya ngeri. Iya, pengasuhnya sih senang-senang aja ngasih ia makan mengingat setiap disuapin ia selalu mangap. Perutnya semakin buncit, pipinya tembam dan tumpukan lemak sudah mengisi lengan dan pahanya. Asyiknya lagi, apapun yang saya masak untuk dia, dihabiskan dan ia menyukainya. namun tetap, favoritnya ialah oatmeal, entah dicampur apel, labu siam, wortel atau malah keju aja.
Kedua: Idealnya mommy-mommy mengenalkan toilet training pada bayinya pada umur 2 tahun. Namun Cuta saya sudah mengenal toilet training mulai dari umur 11 bulan. Awalnya saya tidak percaya ketika pengasuhnya mengatakan hal ini, alasannya ialah Cuta termasuk anak yang aktif dan penasaran, suka memasuki setiap kamar yang pintunya terbuka dan melongok ke dalam. Kamar mandi kami selalu terbuka kalau tidak ada orang yang menggunakannya sehingga ia leluasa mampu keluar masuk ketika dituntun.
Namun ternyata saya salah. Beberapa kali waktu saya tuntun, Cuta masuk kamar mandi. Iseng ia saya 'tatuh". apa ya namanya kalau di-Indonesiakan. Istilahnya, celananya dibuka, lalu badannya saya angkat ke atas kloset dengan posisi pantat dibawah, tubuh dan kakinya agak diatas sehingga membentuk segitiga. Tidak lama, currr.... ia beneran pipis. Pipisnya masuk kloset. Ketika selesai, ia mengoceh yang selalu saya dengan ibarat Auukk Aukk entah apa. Tidak hanya itu, tadi pagi gres berdiri ia minta turun dari kasur dan dituntun. Dia menuju kamar mandi. Setelah saya buka popoknya, kembali ia saya "tatuh" di atas kloset. Dan ternyata, ia pup.
Bangga rasanya, Cuta sudah mulai mampu mencicipi impian untuk buang air dan tahu dimana daerah yang benar untuk itu. Walau ia tidak selalu ke kamar mandi, alasannya ialah keterbatasannya yang memang belum mampu jalan, namun ia sudah mampu memberikan keinginannya itu. Hanya saja kami belum mampu mengerti bahasanya dia.
Awal mulanya, mungkin alasannya ialah sering menyertakannya ke kamar mandi. Ketika sedang berdua dan saya ingin ke kamar mandi untuk pipis, tidak mungkin saya meninggalkannya di luar. Saya ajak ia masuk kamar mandi lalu saya pangku. Saya duduk di kloset lalu saya kasih tahu Cuta ihwal apa yang saya lakukan. Mungkin secara tidak sengaja, saya sudah membiasakannya dengan kamar mandi, sehingga inilah yang membuat ia tidak merasa takut ke kamar mandi.
Ketiga: Mungkin ini tida patut ditiru namun saya damai kalau Cuta mampu minum dari botol dot. Kenapa? alasannya ialah selama ini ia minum dari gelas berceret sehingga konsumsi susunya terbatas. Ia merasa kurang nyaman, alasannya ialah belum mampu menggunakannya dengan baik dan sering tumpah. Suatu hari coba-coba saya menggunakan dot, ia mau sampai keterusan sampai sekarang. Hal ini memudahkan saya menyapihnya alasannya ialah suatu hal, selain juga produksi ASI yang memang sudah seret jadi kasihan ia kurang minum kalau tidak ditambahkan sufor.
Keempat: Dia sudah mulai mengambarkan keinginannya, dan sayangnya, seringan dengan cara menangis atau bersuara keras. Cuta seorang anak yang berkeinginan keras, dan kalau tidak dituruti maka mampu melawan. Bagian ini jujur membuat saya cemas, emosinya meledak-ledak ibarat saya dan kurang sabar.
Perkembangannya memang membanggakan, namun ibarat halnya bawah umur lain, Cuta juga mengalami sedikit keterlambatan dalam hal tumbuh gigi. Menjelang setahun, giginya gres tumbuh setengah dan itupun ternyata miring. Dia juga belum mampu jalan, belum seimbang dan bahkan belum mampu berdiri. Dalam hal komunikasi, ia gres mampu berkata 'ibu', sesekali 'maem' walau itu tidak selalu berarti ia ingin makan. Jika diajari, ia pasti hanya bengong, lalu melengos cuek.
Namun terlepas dari cepat lambatnya, saya besar hati alasannya ialah Cuta tumbuh jadi anak yang punya rasa ingin tahu tinggi. Pernah waktu saya ajak pulang kampung, ketika kakak-kakaknya sedang seru membuat lubang, Cuta menghampiri mereka untuk melihat apa yang kakaknya lakukan, sementara sahabat seumurannya sama sekali cuek.
Love Cuta!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar