Sabtu, 02 Desember 2017

Cara untuk Berhenti Menyusui / Menyapih ASI

Artikel ini meliputi:
Kapan waktu terbaik untuk menyapih bayi
Cara menyapih anak dengan cepat dan bertahap
Tips mengatasi payudara nanah dan sakit ketika menyapih

Menyusui bayi kadang memang memberi rasa sakit, sama halnya dengan berhenti menyusui atau menyapih ASI. Banyak Ibu mencari cara berhenti menyusui anak tanpa rasa sakit, alasannya kondisi ASI yang masih produktif harus segera dikeluarkan.

Nah, menyusui memang sangat bermanfaat bagi Ibu dan Bayi. Namun, seberapa besar pun manfaatnya, tetap ada waktu untuk Ibu berhenti menyusui. Berikut yakni artikel yang bisa memberi Ibu gambaran wacana menyapih anak dengan cinta.

Kapan Waktu Terbaik Untuk Berhenti Menyusui?
Ada banyak alasan mengapa Ibu memutuskan untuk berhenti menyusui. Selain ASI yang tidak keluar, umur bayi, ada pula alasannya kesibukan. Apa pun alasan itu, hanya Ibu yang paling paham.

Lalu, kapan waktu terbaik untuk berhenti menyusui?
Menurut American Academy of Pediatrics, menyusui bayi selama enam bulan pertama hidupnya yakni pemberian terbaik yang bisa Ibu berikan si bayi. Setelah enam bulan, menyusui harus dibarengi dengan makanan padat.

Tapi itu tidak berarti bahwa ulang tahun pertama bayi yakni batas simpulan untuk menyusui. Seperti yang banyak disarankan, sebaiknya berhenti menyusui di umur bayi yang sudah dua tahun. Namun jikalau kondisi tidak memungkinkan, Ibu juga bisa menyapih bayi kapan pun, asalkan dengan pertimbangan yang cermat.


Alasan Berhenti Menyusui:

Cara termudah untuk berhenti menyusui bayi yakni dengan menunggu hingga beliau siap. Tapi kemungkinan itu tidak selalu datang. Terkadang, Ibu perlu berhenti menyusui sebelum bayi siap.

Ada banyak alasan untuk menyapih lebih awal. Beberapa dari mereka adalah:

1. Kembali Beker
ja:
Banyak wanita perlu kembali bekerja setelah bayi mereka lahir. Ibu mungkin kembali beberapa ahad setelah melahirkan atau setahun kemudian dan banyak di antara mereka yang terpaksa berhenti menyusui.

2. Kesulitan Memompa:
Ya, seseorang bisa kembali bekerja dan masih memompa ASI untuk sang bayi. Tapi itu tidak semudah yang dipikirkan alasannya memompa ASI itu kadang sulit. Ibu harus mengatur agenda kerja, mencari daerah terbaik dan juga disiplin pada diri sendiri. Karena itu, banyak Ibu yang kesannya menyerah.

3. Stres:
Beberapa wanita sangat tertekan ketika menyusui. Selain itu, menyusui juga bisa menjadi proses yang menyakitkan sehingga beberapa Ibu memutuskan berhenti menyusui.

4. Kehamilan:
Seperti yang seringkali terjadi, seorang ibu seringkali memilih untuk berhenti menyusui alasannya beliau hamil lagi!

5. Alasan Medis:
Sayangnya, beberapa wanita memiliki persoalan kesehatan yang memerlukan intervensi medis. Terkadang, intervensi ini mungkin menjadi alasan penyapihan dini.

6. Kebebasan Pribadi:
Seorang wanita lebih dari sekedar ibu. Tapi ketika Ibu sedang menyusui, Ibu harus melepaskan banyak hal yang mungkin Ibu nikmati, menyerupai merokok dan minum alkohol. Jadi, beberapa wanita berhenti menyusui alasannya mereka ingin kebebasan mereka kembali.

Baca juga : Menyusui ketika Hamil, Bolehkah?

Cara Berhenti Menyusui?
Jadi, sekarang Ibu tahu kapan dan mengapa wanita berhenti menyusui. Pertanyaan selanjutnya yakni bagaimana caranya!

Jika Ibu perlu berhenti menyusui, untuk alasan apa pun, berikut yakni beberapa cara mudah untuk menghentikan menyusui.


Menyapih dengan Cepat dan Mengatasi Nyeri pada Payudara Setelah menyapih
Jika Ibu mau seketika menghentikan pemberian ASI, maka lakukan hal-hal berikut: Jangan merangsang produksi susu.
  • Jangan memompa.
  • Gunakan kompres cuek untuk mengurangi suplai darah ke payudara dan meredakan ketidaknyamanan.
  • Hindari kompres hangat alasannya bisa merangsang produksi susu.
  • Ibu bisa menggunakan daun kol hijau untuk mengurangi suplai susu Ibu. Yang perlu Ibu lakukan hanyalah mengatupkan bra Ibu dengan beberapa daun kubis dingin. Tapi ingatlah untuk mengantinya begitu kubis menjadi hangat atau setiap 2 jam.
  • Menyapih bisa menyakitkan, jadi persiapkan diri dengan beberapa obat penghilang rasa sakit.
  • Belilah bra yang bagus dan halus untuk memberi payudara sedikit kelegaan.
  • Ingat, mengikat payudara dengan kencang TIDAK akan mengurangi produksi susu tapi hanya akan menyebabkan rasa sakit yang lebih banyak.
  • Jauhkan bayi dari payudara ketika memberi bayi susu formula.
  • Jaga kontak mata dengan bayi setiap memberinya makan.
  • Jangan mengurangi asupan cairan Ibu. Mengurangi jumlah air yang Ibu minum tidak akan mensugesti atau mengurangi suplai susu Ibu namun bisa menyebabkan dehidrasi.
  • Hindari garam atau menguranginya untuk mengurangi produksi susu. Ini yakni cara terbaik untuk berhenti menyusui.
  • Pembengkakan payudara yakni persoalan besar ketika Ibu mencoba menghentikan menyusui dengan cepat. Ibu bisa mengonsumsi 200 mg vitamin B6 untuk mendapatkan pertolongan dari kondisi yang menyakitkan ini.
  • Cara terbaik lainnya untuk berhenti menyusui dengan cepat yakni minum alkohol. Minumlah sekitar 3-4 ml setiap enam jam.
  • Jika Ibu belum minum pil, sekarang akan menjadi ketika yang sempurna untuk memulai! Tanyakan kepada dokter  apakah tidak apa-apa bagi Ibu untuk mulai menggunakan pil kontrasepsi kombinasi, yang mengandung estrogen.
  • Ibu juga bisa mencoba Pseudoephedrine, obat dekongestan yang ditemukan di Sudafed, yang dapat membantu mengurangi suplai susu. Tapi pastikan untuk berbicara dengan dokter Ibu sebelum Ibu menggunakan obat ini untuk berhenti menyusui.

2. Berhenti Menyusui secara bertahap:

Jika Ibu ingin berhenti menyusui tapi tidak terburu-buru, Ibu bisa mengikuti tip berikut untuk berhenti menyusui:
  •  Jika Ibu ingin berhenti menyusui sebelum bayi Ibu berumur satu tahun, berilah beliau formula yang sesuai untuknya. Cobalah sedikit untuk melihat apakah bayi bisa mendapatkan susu gres tersebut atau tidak. 
  • Mulailah dengan menggabungkan ASI dan susu formula semoga sistem pencernaan bayi Ibu bisa terbiasa dengan perubahan ini.
  • Saat Ibu memulai proses penyapihan, biarkan bayi minum ASI sebelum Ibu memberinya sebagian kecil makanan padat (atau formula)
  • Begitu bayi Ibu siap untuk tahap berikutnya, aktifkan hal-hal di sekitar. Sekarang tawarkan susu formula atau makanan padat sebelum Ibu memperlihatkan ASI.
  • Begitu ketergantungan si kecil terhadap ASI hilang, tawarkan air dengan cangkir sippy daripada air susu ibu.
  • Jika Ibu selalu memompa ASI, maka kurangi frekuensi sesi pemompaan. Secara bertahap, berhenti memompa sama sekali dalam waktu berbulan-bulan.

Beberapa Poin Penting untuk Diingat ketika Menyapih
Berikut yakni beberapa hal penting yang perlu diingat ketika Ibu memutuskan untuk berhenti menyusui:

1. Jangan Menolak untuk Menyusui:
Bila ingin menyapih, Ibu mungkin terpengaruhi untuk menolak menyusui ketika bayi meminta. Usahakan jangan menolak.  Penolakan Ibu hanya akan membuat bayi lebih bersikeras. Jika bayi Ibu ingin menyusui, teruskan dan berikan ASI padanya. Tapi teruslah berusaha mengalihkan perhatiannya dengan permainan, makanan, dan banyak memanjakan.

2. Memastikan Nutrisi yang Tepat:

Salah satu kekhawatiran utama dengan penyapihan dini yakni nutrisi. Dengan air susu ibu, Ibu yakin bahwa bayi mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkannya. Tapi ketika Ibu berhenti menyusui, Ibu harus bekerja dua kali lebih keras untuk memastikan bahwa si kecil makan dengan sehat. Jika bayi Ibu belum lahir dan Ibu berencana untuk menyapihnya dari ASI, berikan beberapa formula yang diperkuat zat besi. Jangan berikan susu sapi kepada anak Ibu sebelum ulang tahunnya yang pertama.

3. Botol atau Cangkir?
Saat Ibu mulai menyapih bayi Ibu, Ibu harus mengganti susu formula dengan susu formula atau sapi. Nah, apakah Ibu memulai dengan botol atau eksklusif ke cangkir yakni pilihan Ibu. Jika bayi Ibu sudah terbiasa dengan botol, pilihannya akan mudah. Tapi ingat bahwa cepat atau lambat Ibu harus beralih ke cangkir, jadi jikalau bisa, maka lakukanlah itu semenjak awal.

4. Kesabaran:
Kesabaran yakni kunci ketika menyapih. Bahkan jikalau Ibu ingin berhenti menyusui dengan cepat, dibutuhkan beberapa hari untuk benar-benar bisa menyapih. Tapi jangan terburu-buru. Itu hanya akan memperburuk keadaan dan kesannya membuat Ibu dan si kecil kesal. Jika bayi Ibu menolak berhenti menyusui, Ibu bisa:
  •  Cobalah menghiburnya dengan cara yang berbeda sehingga beliau berguru mempercayai hal-hal lain selain menyusui. Bagi banyak bayi, menyusui lebih banyak wacana kenyamanan dan bukan alasannya lapar. Jadi, cobalah lagu pengantar tidur yang menenangkan, buku bagus, atau mainan lembut untuk menghiburnya.
  • Jika Ibu menyapih balita, Ibu dapat menunda umpannya semoga bisa terbiasa dengan prosesnya. Ibu juga bisa mencoba berbicara dan memberinya alasan.

5. Siap:
Sebelum berhenti menyusui, bersiaplah dengan semua persediaan yang Ibu butuhkan, termasuk susu formula, botol, perlengkapan pembersih, dll.

6. Berbicara dengan dokter:
Bicarakan dengan dokter bayi sebelum Ibu berhenti menyusui. Meskipun menyapih yakni pilihan pribadi, sebaiknya berkonsultasi dengan andal untuk memastikan bayi Ibu tidak menderita.

7. Hindari Gesekan:
Hal terakhir yang Ibu butuhkan ketika Ibu mencoba berhenti menyusui yakni kelebihan pasokan ASI! Jadi, usahakan dan hindari gerakan dan tabrakan terhadap puting susu untuk mencegah rangsangan, kekecewaan susu, dan produksi susu.

8. Berhenti Co-sleeping:
Jika bayi menyebarkan daerah tidur keluarga, sekaranglah waktu yang sempurna untuk mentransisikan dirinya ke kamarnya sendiri. Jika Ibu berpikir itu terlalu ekstrim, maka pindahkan bayi Ibu ke daerah tidurnya sendiri tetapi tetap di kamar yang sama.

9. Luangkan Waktu Kerja:
Jika Ibu berencana untuk berhenti menyusui dengan cepat, luangkan beberapa hari untuk mengambil libur. Penyapihan bisa menyebabkan pembengkakan parah, membuat payudara Ibu keras menyerupai watu dan terasa sakit. Ibu harus beristirahat ketika melewati periode yang sulit ini.

10. Perhatikan Kesehatan Emosional Ibu:
Saat Ibu berhenti menyusui, hormon di badan Ibu mengalami pergolakan, membuat Ibu terpukul secara emosional. Jadi, jaga kesehatan emosional Ibu.

11. Meminta Bantuan Suami
Minta derma pasangan  ketika proses penyapihan. Ibu bisa mempertimbangkan untuk meninggalkan bayi bersama sang ayah. Selain untuk membantu mengalihkan perhatian dan membuat transisi jadi lebih mudah, aktivitas ini juga akan meningkatkan ikatan ayah dan anak. Ibu juga bisa meminta pasangan (atau pengasuh) untuk memberi makan si kecil sehingga si kecil tidak melulu meminta makan dengan Ibu.

12. Bersiaplah untuk menghadapi Tantrum:
Keinginan yang tidak dipenuhi bisa membuat bayi tantrum. Makara bersiaplah!


Baca juga : Manajemen ASI perah untuk Ibu Bekerja

Hal-Hal Yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Ibu Berhenti Menyusui:
Sekarang Ibu tahu bagaimana cara menghentikan menyusui. Tapi tunggu! Sebelum Ibu memulai proses penyapihan, pertimbangkan hal-hal berikut untuk lebih mengerti jikalau sekarang yakni ketika yang tepat.

1. Alergi:
Jika Ibu atau pasangan Ibu memiliki beberapa alergi, kemungkinan tinggi bayi Ibu juga mungkin akan mengembangkannya.Ini yakni fakta bahwa menyusui mengurangi kemungkinan berkembangnya eksim, alergi susu sapi, dan mengi. Jadi, pertimbangkan alergi sebelum memulai proses penyapihan.

2. Masalah Kesehatan:
Jika anak Ibu mengalami persoalan yang buruk, mungkin sebaiknya Ibu menunda proses penyapihan. Bahkan jikalau beliau hanya tumbuh gigi, Ibu harus mempertimbangkan kembali keputusan Ibu dan menunggu hingga bayi Ibu merasa lebih baik.

3. Perubahan:
Bayi dan balita belum siap dengan perubahan dan tidak bisa menanganinya dengan baik. Makara jikalau keluarga Ibu mengalami beberapa perubahan besar, maka tundalah penyapihannya.
Menyusui yakni pengalaman yang mengagumkan dan emosional bagi kebanyakan wanita. Dan bila sudah waktunya berhenti, Ibu bisa saja merasa rendah dan merindukan masa-masa menyusui.

Emosi lain yang mungkin menelan Ibu yakni rasa bersalah! 'Apakah saya berhenti terlalu dini?' "Apakah ini membahayakan bayi saya?" 'Apakah saya ibu yang buruk?' 'Apakah saya kehilangan ikatan khusus saya dengan bayi saya?' Pertanyaan menyerupai ini mungkin membuat Ibu terjaga di malam hari.

Tapi tanggapan untuk semua pertanyaan di atas yakni tidak. Sebagai seorang ibu, Ibu memiliki hak prerogatif untuk mengembalikan badan Ibu. bonding Ibu dan anak tidak hanya ditingkatkan dengan menyusui, ada banyak hal lain yang bisa mendekatkan Ibu dan si kecil.



Bagaimana kondisi ASI yang tidak dikeluarkan dari Payudara?
Saat menyapih, maka otomatis payudara Ibu akan penuh oleh ASI. Ada kalanya payudara akan mengeras, bahkan sakit. Ibu bisa mengeluarkannya kalau sakitnya sudah tidak tertahan, sehingga penghentian anutan ASI dilakukan secara bertahap dan pada akhirnya, ASI akan berhenti keluar.

Lalu jikalau Ibu bisa menahan, ke mana larinya ASI yang ada di payudara? Nah, ASI tersebut akan kembali terserap oleh jaringan di dalam payudara, sehingga kelamaan akan berkurang.



0 komentar:

Posting Komentar