Kamis, 21 Desember 2017

Ajaibnya Selera Makan Bayi

Beberapa waktu lalu di milis, aku sempat membaca share seorang mommy yang menuliskan baetapa ajaibnya selera bayi. Bayinya yang mengalami GTM berkepanjangan, kesudahannya diluluhkan dengan EVOO. Ada juga mommy yang mengatakan bahwa anaknya makan lahap hanya dengan nasi putih dan parutan keju. Atau yang ajaibnya, ada juga bayi yang mau makan nasi kalau disertai dengan pudding.

Iya memang, aku sendiri mengalaminya. Selera bayi itu memang ajaib, Mommy! Seperti yang sering disebut di milis Mpasi Rumahan, yang enak bagi kita belum enak bagi bayi. Cuta aku sendiri biasa makan nasi putih saja, bahkan kadang lebih lahap dibandingkan makan dengan lauk.

Menu andalan aku kalau Cuta sedang susah makan yaitu telur goreng dan nasi putih. Kalau sedang ada minyak kelapa asli, aku campur minyak kelapa dengan garam. Kalau sudah begitu, ia pasti makan lahap.

Kadang Bapaknya Cuta melarang aku menyebarkan Cuta kuliner ini itu, mengingat seleranya yang berubah-ubah dan kadang resep-resep yang aku praktekan tidak diminatinya. Memang sih, kalau aku bikinkan nugget, yang makan seringkali bapaknya. Bikinkan pergedel, seringkali dilepeh. Dibikinkan kue-kue, ia jarang mau makan sebab doyannya roti marie susu.

Kalau dahulu, aku tidak mau mendapatkan dengan ‘ikhlas’ seleranya yang aneh itu. Mengingat, seberapa sih nutrisi yang didapatkan anak dengan nasi putih plus minyak kelapa plus garam? Saya terobsesi dengan nutrisi yang mampu didapatkan anak dari Mpasi Rumahan yang diolah dengan banyak jenis materi makanan, sehingga selalu ngotot menyebarkan Cuta ini itu. Berbagai materi makanan mirip kabocha, brokoli, udang, salmon dan lainnya aku beli, walau kadang yang makan semua itu malah Bapaknya.

Saya juga sering stress kalau Cuta tidak mau makan begitu dibikinkan resep yang aku dapat di Mpasi Rumahan. Namun sekarang, mungkin prinsip Mpasi Bayi yang aku terapkan sedikit berubah, mampu dibilang terkikis oleh pengalaman. Yah, kalau diibaratkan mirip kerikil yang terkikis oleh tetesan air (halah, lebay!). memang, mungkin prinsipnya sekarang sedikit berubah. Orientasinya yang penting Cuta mau makan, entah nasi putih saja. Setidaknya ada asupan masuk ke dalam tubuhnya, urusan vitamin dan mineral lainnya, mampu diakali dengan cara lain.

Cuta aku suka sekali minum jus, jadi asupan nutrisi sayur aku masukan lewat jus. Setiap pagi, aku siapkan jus campur buatnya. Apel, pir, papaya, wortel, brokoli dan tomat. Biar rasanya tidak aneh, alias rasa manis buahnya masih terasa, komponen sayurnya aku batasi jumlahnya, asalkan ada yang masuk. Dengan demikian, biarpun dikala makan besar ia tidak makan sayur, di jus sudah mengandung sayur.

Untuk asupan protein, aku sedikit beruntung. Cuta suka sekali dengan tempe, bukan untuk dijadikan lauk namun cemilan. Jika sudah melihat tempe goreng saja, maka ia tidak mampu diam. Sama halnya dengan tahu, walau untuk tahu jarang mampu dijadikan cemilan sebab ia belum mampu menguyah kulit tahu goreng yang agak alot.

Namun kalau Cuta sedang tidak rewel, maka sup yang aku bikinkan mampu masuk ke tubuhnya. Kalau sudah begitu, tenanglah aku meninggalkannya kerja. Namun entah kenapa, nafsu makannya mudah sekali berubah dalam waktu kurang dari seminggu. Jika seminggu ia lahap, ahad depannya mampu saja ia GTM. Kalau sudah begitu, aku hanya mampu menghela napas saja. Sabar! Toh, aku pernah baca jangan menggunakan asupan nutrisi harian sebagai patokan, namun gunakanlah asupan nutrisi mingguan.


So, mommy yang sedang resah sebab anaknya GTM, satu hal yang harus diingat yaitu kata tabah (nasehat untuk diri sendiri juga, hihihi). Selera bayi itu berubah-ubah, setidak stabil nasfu makannya. Banyak sekali yang mengalaminya, tidak hanya mommy sendiri. Kesannya sok amat ya saya, padahal  saya, walaupun sudah sering mengalaminya, memang sih tetap saja stress.


Yah, postingan curhat ini untuk sekedar sharing aja sih, sebab aku hanya berpengalaman sekali dalam hal Mpasi. Kali aja yang baca ini yaitu Mommy yang sedang stres sebab anaknya GTM berkepanjangan, hayolah dicoba resep-resep sederhana diatas. Karena (mungkin) bayi lebih suka cita rasa yang sederhana, tidak cita rasa gado-gado mirip yang kita bayangkan.






0 komentar:

Posting Komentar