Hari ini saya membaca sebuah artikel menarik dari eramuslim.com perihal tanya jawab dari seorang ibu yang bekerja dan mengeluhkan perihal anaknya yang suka marah-marah dan memukul. Dan ini saya copykan tanggapan dari hebat pendidikan anak. Semoga bermanfaat .
...................
Ibu bekerja memang terkadang menjadi dilema. Tidak saya pungkiri terkadang saya pun agak berat menitipkan bawah umur di rumah dengan orang lain misal dengan keluarga sendiri yang kebetulan tinggal bersahabat dengan kita atau pun menitipkan bawah umur dengan pembantu. Yang maaf terkadang pembantu cenderung membiarkan apapun yang diinginkan anak asalkan anak anteng, hening dan tidak banyak merepotkannya. Anak yang sudah terbiasa dimanja akan terkesan ragu-ragu dalam sebuah situasi gres atau terkadang menunjukkan sikap-sikap yang berlebihan.
Cara mengatasi sikap manja yang berlebihan apalagi hingga mengganggu kemandirian anak diantaranya yaitu dengan :
1. Melakukan pengenalan terhadap pengalaman eksklusif kita, kemudian sadari bahwa masa kecil yang kurang bahagia, dikekang atau serba kekurangan tidaklah berarti dengan begitu kita ingin memanjakan anak kita lantaran tidak ingin terulangnya masa-masa yang lalu tersebut terhadapnya.
2. Anak jangan selalu dijadikan sebagai sentra perhatian. Sebaiknya usahakan semoga anak juga banyak melihat acara dan mendengar pembicaraan orang-orang disekitarnya.
3. Anak yang merengek minta perhatian. Cobalah alihkan dengan hal lain yang disukainya. Lakukan hal ini setiap kali sambil menjelaskan bahwa anak perlu melaksanakan hal penting terlebih dahulu.
4. Berilah pola cara bergaul yang baik. Misalnya, dengan mengajarkan anak kita meminjamkan barang yang dibutuhkan oleh temannya.
5. Berikan pelukan kasih sayang dan kata-kata yang membuat dirinya nyaman.
6. Jika impian anak bermanja secara tiba-tiba meningkat dan nampak dengan terang ada reaksi pada waktu-waktu tertentu. Berikanlah waktu pada anak untuk mengikuti keadaan memenuhi kebutuhannya tersebut.
Adapun untuk mengatasi problem prilaku anak yang senang memukul, mencubit atau menendang yaitu sebagai berikut :
1. Orang bau tanah bersikaplah tegas dengan menegakkan disiplin yang sudah disepakati bersama (antara anak dengan orang tua).
2. Reward, berikanlah reward atau ganjaran yang konkret untuk tingkah laku anak sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini di ambil manakala anak bertingkah laku baik menyerupai tidak memukul. Saat menyerupai itu berilah ia hadiah atas usahanya untuk berubah. Dan tidak harus hadiah selalu berupa barang tapi mampu dengan pelukan, ciuman, makanan kesukannya atau sekedar dengan ucapan terima kasih.
3. Ajarkanlah ketrampilan sosial pada anak. Karena anak perlu dilatih mengatakan apa yang ia kehendaki dan memikirkannya secara jelas.
4. Pada ketika yang tepat. Berilah alternatif dengan memperlihatkan kesempatan kepada anak untuk bermain, dan bercerita serta orang bau tanah bertindak sebagai pendengar aktif.
5. Menetapkan aturan yang jelas. Artinya orang bau tanah harus tegas ketika anak melaksanakan aksinya. Sehingga nada bicara maupun lisan menunjukkan bahwa orang bau tanah tidak sepakat dengan agresi itu. Contoh, ketika anak menendang maka kita mampu mengatakan : “Maaf ade, jika ade masih suka menendang menyerupai itu, maka mama tidak izinkan ade untuk bergabung bersama kakak dan mama melanjutkan permainan ini!”
6. Selalu menjaga kekerabatan yang harmonis dengan anak sesibuk apapun kita. Karena salah satu sumber perilaku negatif anak yaitu alasannya yaitu kebutuhan akan kasih sayang yang tidak terpenuhi, terutama dari orang tuanya.
Demikianlah Mama Fadhil tanggapan dari saya. Tetap nrimo dan shabar ya... Semoga kita dapat mendidik bawah umur kita menjadi lebih baik lagi.....Aamiin
Wallahu a’lam bisshawab,
Namih Al Faisal, S.Pd
0 komentar:
Posting Komentar