Berpuasa di bulan Ramadhan dapat menjadi medium perkembangan diri untuk anak di bawah enam tahun. Kegiatan berpuasa untuk si kecil mencakup banyak sekali aspek, mulai spiritual, kesehatan, emosi, sosial, juga aspek moral. Dari sudut perkembangan psikologis, anak juga bisa mencar ilmu perihal kejujuran, disiplin, berempati, berbagi, dan mencar ilmu bekerja sama melalui berpuasa.
Psikolog dan Direktur Lentera Insan (Child Development and Education Center), Hj Fitriani F Syahrul, MSi menjelaskan, selama Ramadhan, orangtua bisa menanamkan kejujuran dalam diri anak, dengan mencakup tiga aspek penting dalam perkembangan anak.
* Aspek kognitif (knowing)
Kenalkan apa itu acara berpuasa, termasuk bagaimana aturan mainnya kepada anak. Caranya:
- 1. Orangtua dapat mengenalkan acara berpuasa dan aturan mainnya dengan membahasakan, melabel, atau pun memverbalkan apa yang sedang dilaksanakan.
- 2. Bacakan buku dongeng seputar kegiatan dan pesan tersirat bulan Ramadhan.
* Aspek afektif (feeling)
Ajak anak mengenali banyak sekali perasaan yang muncul terkait bulan Ramadhan. Caranya:
- 1. Munculkan kegembiraan menyambut atau menjalani bulan puasa. Kegembiraan alasannya yaitu pahala yang bertaburan selama Ramadhan, alasannya yaitu dapat berkumpul dengan semua anggota keluarga ketika sahur dan berbuka puasa, atau alasannya yaitu makanan yang disiapkan merupakan kesukaannya.
- 2. Kenalkan pada anak, rasa tidak nyaman, sedih, ketika harus menahan lapar.
* Aspek psikomotor (acting)
Selama Ramadhan, anak mulai dilatih untuk:
- 1. Berpuasa sekuatnya, sesuai dengan usianya. Bagi belum dewasa yang berusia di bawah tiga tahun, cukup berlatih berpuasa 1-2 jam saja. Bagi anak usia 4-6, latihlah berpuasa setengah hari, dan selanjutkan bisa ditingkatkan satu hari penuh. Mengenai waktu berpuasa, orangtua perlu terbuka mendiskusikannya dengan anak-anak.
- 2. Jika anak tidak sanggup merampungkan puasanya, orangtua perlu mengkomunikasikannya. Minta anak Anda memberikan apa adanya. Orangtua juga perlu memahami ketidakmampuan anak dalam tahap mencar ilmu ini.
- 3. Katakan bahwa Anda sangat menghargai kejujuran si kecil. Jadi, ketika si kecil berbuka, latih ia untuk berbuka puasa sendiri di daerah yang tidak terbuka. Kaitkan aturan main ini dengan spiritualitas dan ketaatan. Anda bisa menjelaskan, bahwa Tuhan menyenangi anak yang jujur.
Selamat berpuasa, wassalam :)
Sumber: kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar