Jumat, 17 Maret 2017

Anak Berbakat, Orang Tua Harus Cermat

Salam cerdas kreatif,

Tentu bersyukur dan gembira jikalau orang renta mempunyai anak yang berbakat. Namun selain bersyukur maupun bangga, sebaiknya orang renta dibutuhkan lebih cermat dalam menunjukkan respon. Respon terhadap kebutuhan anak ataukah hanya menunjukkan respon kepada bakat yang dimiliki anak.

Tidak sedikit orang renta yang salah dalam hal ini yaitu adakalanya orang renta menyadari anak mereka berbakat lantas secara menggebu-gebu memaksa anakya mengikuti latihan-latihan dengan kegiatan yang sangat ketat. Dorongan menyerupai ini lambat laun akan membuat anak menyadari bahwa orang renta mereka lebih berminat pada bakat yang mereka miliki daripada memperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaan diri mereka selaku anak-anaknya.

Hal-hal yang perlu dicermati :

1.Dorongan, apalagi pemaksaan secara berlebihan pada anak dapat melunturkan motivasi anak untuk membuatkan bakat mereka. Anak akan merasa tertekan, sakit hati, atau melaksanakan sesuatu hanya alasannya ialah berharap memperoleh hadiah. Masa kecil mereka bahkan akan hilang sebagian.

2.Pujian yang berlebihan pada belum dewasa usia muda atau menyebabkan anak sebagai figur publik secara terus menerus merupakan bentuk eksploitasi terhadap anak bahkan cendrung melunturkan semangat anak untuk mengeksplorasi bakat mereka lebih lanjut.

3.Pujian yang berlebihan tanpa kendali emosi juga dapat membawa anak terbjebak ke dalam sikap lupa diri.

4.Para orang renta yang memiliki belum dewasa berbakat hendaknya jangan terlalu berharap bahwa belum dewasa tersebut kelak akan menjadi kreator, inventor atau inovator. Seorang anak yang berbakat sebagai seorang dokter tidak harus menjadi penemu serum tertentu tetapi dapat menjadi pelayan kesehatan yang sangat baik bagi masyarakat.


Semoga bermanfaat ... salam,
Sumber : "Mendidik Kecerdasan" oleh Monty P. Satiadarma, Fidelis E. Waruwu dan aneka macam sumber lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar