Selasa, 27 September 2016
SATU... DUA... TIGA... EMPAT....
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif
Mengenal bilangan, melatih daya ingat anak. Latihlah tanpa paksaan dan dengan cara menyenangkan.
Dalam sebuah wawancara, fisikawan Prof. Yohanes Surya, menceritakan bahwa putri keduanya, Marie Felicia Surya, sudah bisa melaksanakan penjumlahan, pengurangan, dan perhitungan matematika sederhana lainnya di usia 2 tahun. Kemampuan ini terus berkembang. Di ketika belum dewasa seusianya gres bisa melaksanakan penjumlahan sederhana, Marie sudah bisa menghitung akar suatu angka! Mencengangkan? Tentu saja. Ketika ditanya bagaimana mengajarinya, dengan kalem Pak Yo, panggilan akrabnya, menjawab, "Biasa saja. Seperti belum dewasa lain, aku memulainya dengan mengenalkan angka. Ternyata dia sangat suka."
MANFAAT KENAL BILANGAN
Usia batita yaitu ketika yang sempurna untuk mengenalkan anak pada bilangan dan angka. Jangan khawatir anak akan "pusing" atau menolaknya. Yang penting caranya harus menyenangkan. Banyak manfaat yang didapat anak dengan mengenal bilangan, di antaranya: anak menjadi familiar dengan angka yang akan ditemui di sepanjang kehidupannya, dan selanjutnya lebih mudah memberi pemahaman arti angka. Selain itu, mengenal bilangan bisa menjadi salah satu cara untuk melatih daya ingat anak.
Memang semakin cepat dikenalkan semakin baik. Namun jangan memaksa anak terlalu jauh, misalnya pribadi mengenalkan operasi hitungan tambah dan kurang. Meski ada satu-dua anak yang bisa menguasainya di usia batita, itu yaitu kasus khusus. Yang juga harus diperhatikan yaitu kesiapan fungsi mental anak. Secara umum pada tahap pertama, batita cukup mengenal bilangan 1-10. Setelah kemampuan tersebut dikuasainya, sebaiknya dilanjutkan dengan pemaknaan. Contoh, ketika memegang satu buah apel jelaskan bilangan dan simbol angkanya. Dengan demikian anak bisa mengkoding angka satu dalam bentuk jumlah. Melalui benda faktual anak lebih mudah mencapai pemahaman. Setelah itu, anak boleh dikenalkan dengan angka yang lebih besar, umpamanya hingga 20.
Secara teori, menyerupai halnya membaca dan menulis, kalau anak tidak memiliki gangguan apa pun, dengan sendirinya dia bisa menghafal angka. Meski demikian bukan berarti orangtua tidak perlu menunjukkan stimulasi sama sekali pada anak. Stimulasi diberikan dengan cara-cara yang menyenangkan sehingga anak bisa mengenal bilangan dan angka di usia batita. (Lihat boks: 5 Permainan yang Menyenangkan.) Hindari cara-cara yang memaksa alasannya yaitu akan membuat anak menolak dan menghindari pembelajaran selanjutnya.
Jangan lupa beri santunan untuk setiap kemampuan yang dikuasainya.
Wassalam ..
Marfuah Panji Astuti. Foto: Iman & Ferdi Dok. nakita
Narasumber:
Sani B. Hermawan, Psi.,
Direk
tur Lembaga Psikologi Daya Insani.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar