Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Bayi yang mengompol ialah hal biasa. Anak kecil yang berusia setahun atau dua tahun masih dianggap lumrah bila dalam tidurnya mengompol. Ada pula anak yang mengompol hanya kadang kala saja yang biasanya disebabkan oleh stres, misalnya gres masuk sekolah, orangtua sering bertengkar, atau menerima adik baru. Namun, anak yang sudah berumur empat atau lima tahun ke atas bila masih sering mengompol, hal ini menjadi masalah bagi orangtua.
Untuk mengatasi anak yang suka mengompol ini perlu diketahui dulu penyebabnya. Di antara penyebab anak mengompol ialah sebagai berikut:
1. Kandung Kemih Telah Penuh
Pada ketika kandung kemih telah penuh maka saraf-saraf di kandung kemih mengirim pesan ke otak lantas otak mengirim pesan balik untuk menahannya semoga tidak pipis secara otomatis. Dalam keadaan sadar, maka cita-cita untuk pipis dapat ditahan sebentar untuk menuju ke kamar kecil; demikian pula dalam keadaan tidur, saraf-saraf ini tetap mampu bekerja dan mengirim kesadaran sehingga timbul cita-cita ingin pipis dan secara otomatis ada kesadaran pula untuh menahannya. Namun, ada beberapa anak yang memiliki masalah dalam proses ini hingga hasilnya mengompol.
Anak-anak yang mengompol tidak memiliki kesadaran bahwa kandung kemihnya telah penuh oleh urine sehingga ia tidak bangkit untuk ke kamar kecil. Hal ini terjadi biasanya tidur sang anak sangat nyenyak. Kadang kala ia bermimpi sedang pipis di sungai, di kamar kecil, atau di suatu daerah entah di mana, lalu gres menyadari setelah terbangun bahwa ia telah mengompol.
Menghadapi anak semacam ini orangtua harus secara telaten dan tabah untuk membangun kesadaran dalam diri anak semoga tidak mengompol sebelum ia tidur. Misalnya, berpesan semoga tidak mengompol atau bahkan berdoa kepada Tuhan. Dengan demikian akan terbangun kesadaran sehingga memunculkan kewaspadaan. Hal ini terbukti pada banyak kasus anak yang mengompol di rumahnya sendiri biasanya tidak mengompol ketika tidur di rumah saudara atau temannya. Mengapa mampu demikian? Karena sang anak telah membangun kesadaran dirinya semoga tidak mengompol; yang mampu jadi disebabkan tidak ingin malu, dan sebagainya.
2. Rasa Takut yang Berlebihan
Bisa jadi sang anak mempunyai kesadaran bahwa ia memang ingin pipis, namun karena mempunyai rasa takut yang berlebihan, hasilnya ia memilih untuk pipis saja sambil tidur atau mengompol. Ketakutan yang berlebihan ini mampu disebabkan karena anak tidak berani ke kamar kecil sendirian pada malam hari. Ketakutan anak juga mampu muncul karena sebelum tidur orangtuanya, saudaranya, atau bahkan teman-temannya telah menceritakan hal-hal yang menyeramkan. Ketakutannya juga mampu terpicu karena membaca dongeng menyeramkan atau melihat film di televisi.
Menghadapi anak yang takut karena tidak berani ke kamar kecil di malam hari, orangtua dapat berpesan kepada anaknya untuk membangunkan ayah atau ibu ketika ingin pipis. Hal yang lebih penting ialah pada ketika dibangunkan oleh anak, orangtua pun harus segera bangkit dan mengantarkan anak ke kamar kecil dengan senang hati. Pesan semoga membangunkan orangtua jikalau sudah merasa ingin pipis pada malam hari juga efektif untuk mengatasi anak yang takut akhir cerita-cerita menyeramkan yang sebelumnya telah diterima oleh anak-anak.
3. Mencari Perhatian Orangtua
Anak yang ingin menerima perhatian dari orangtua mampu pula menunjukkannya dengan cara mengompol. Hal ini kadang terjadi pada anak yang mempunyai adik baru. Ia merasa-atau memang kenyataannya demikian-kasih sayang dari orangtuanya lebih besar kepada adiknya. Ada perasaan cemburu dalam hati sang kakak. Ia ingin merebut kembali kasih sayang orangtua dari adiknya, atau setidaknya menerima kasih sayang yang sama sebagaimana adiknya. Oleh karena keterbatasan cara berpikir ihwal bagaimana cara yang akan dilakukannya karena masih anak-anak, hasilnya ia memilih dengan cara mengompol. Hal ini dilakukan karena orangtua eksklusif menunjukkan perhatiannya ketika anaknya mengompol, entah kaget kemudian memarahi, atau setidaknya akan bertanya mengapa tiba-tiba mengompol lagi. Di sinilah penting bagi orangtua untuk senantiasa menunjukkan kasih sayang kepada semua anaknya.
4. Banyak Minum atau Mengonsumsi Makanan Berair
Banyak minum atau mengonsumsi makanan lembap juga menimbulkan anak mengompol ketika tidur di malam hari. Oleh karena itu, orangtua dapat mengontrol anaknya semoga minum, mengonsumsi makanan berkuah, atau buah-buahan lembap secukupnya saja. Berkaitan dengan hal ini, orangtua juga dapat mengajak anaknya untuk pipis terlebih dahulu sebelum tidur. Beberapa anak yang masih mengompol ketika orangtuanya menerapkan terapi ini-mengajaknya pipis dahulu sebelum tidur-ternyata cara ini berhasil dengan baik, yakni sang anak tidak mengompol lagi.
5. Ada Penyakit di Dalam Tubuh
Anak yang masih mengompol mampu pula disebabkan ada penyakit di dalam tubuhnya. Di antara dilema medis yang menimbulkan anak mengompol ialah bisul jalan masuk kencing, kondisi keasaman urine, anemia, atau memiliki kelainan neurologis. Bisa juga anak yang masih mengompol disebabkan karena hormon yang berafiliasi dengan beberapa kondisi dan penyakit. Untuk mengatasinya sudah tentu cara yang paling efektif ialah membawa anak kepada dokter untuk diketahui langkah-langkah berikutnya.
Demikianlah cara mengatasi anak yang masih suka mengompol meski umurnya sudah empat atau lima tahun lebih. Namun, secara umum ada langkah-langkah penting yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mencegah anak suka mengompol. Yakni, mengajarkan anak untuk pipis di kamar kecil.
Hal ini dapat dilakukan oleh orangtua pada setiap anak:
- Akan berangkat tidur di malam hari
- Pagi hari setelah bangkit tidur (meski dalam tidurnya juga mengompol
- Setelah minum susu, atau pada ketika anak terlihat akan pipis (orangtua yang setiap hari bersama dengan anaknya akan mengetahui gejala atau tanda-tandanya dari mimik atau gerakan tubuhnya)
- Kebiasaan mengajak anak ke kamar kecil ini akan membuatnya terbiasa jikalau ingin pipis maka segera ke kamar kecil.
Kebiasaan mengajak anak bila pipis ke kamar kecil ini sangat perlu. Jangan hingga orangtua tidak mau kerepotan, hasilnya membiasakan anaknya memakai pampers, meskipun sedang berada di rumah. Sungguh, hal ini harus dihindari. Di samping kulit yang tertutup pampers tidak leluasa dalam waktu yang lama, hal ini akan membuat anak tidak terdidik jikalau ingin pipis segera ke kamar kecil. Pampers hanya perlu digunakan ketika dalam perjalanan atau pada ketika acara-acara tertentu saja.
Hal penting yang tidak boleh diabaikan oleh orangtua ialah jangan pernah menceritakan kebiasaan mengompol anaknya di depan orang lain, apalagi di hadapan teman-temannya. Bagaimanapun juga anak kita akan malu. Bila orangtua tetap menceritakan maka anaknya akan memberontak atau sebaliknya malah merasa rendah diri.
Orangtua hanya perlu mengajak anaknya untuk turut membersihkan daerah tidurnya (meskipun hanya duduk menemani) sambil membangun kesadarannya bila ingin pipis di malam hari maka orangtua dengan senang hati akan mengantarkan. Sebaliknya, apabila sang anak sudah tidak mengompol lagi, maka orangtua sangat perlu untuk menunjukkan hadiah, meskipun hanya berupa kebanggaan yang menyenangkan hatinya.
Wassalam,
oleh: Akhmad Muhaimin Azzet
sumber:http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=18688
0 komentar:
Posting Komentar