Senin, 01 Januari 2018

Dampak Menonton Televisi terhadap Mental

yakin tidak sedikit dari sobat yang telah mengetahui ancaman menonton program televisi terlalu lama atau nonton tv sambil tiduran / terlalu akrab pada anak dan bayi. Selain itu bahkan terjadi juga dengan sering musik dan tv menyala dikala anak2 tidur. Untuk itu parentingIDN kali ini akan menjelaskan ancaman televisi terhadap perkembangan mental orang dewasa, yang biar bisa membantu bagi sobat yang sedang mencari tahu perihal efek nonton tv itu. Sebagaimana diwartakan oleh The Washington Post, ada peringatan bagi yang suka tv, dikarenakan telah banyak studi yang menawarkan efek berbahaya nonton televisi.

Apakah terlalu banyak menonton TV menjadikan kapasitas mental menurun?

Com yakin tidak sedikit dari sobat yang telah mengetahui ancaman menonton program televisi  Dampak Menonton Televisi terhadap Mental
Hasil studi mengenai fungsi kognitif menawarkan beberapa hasil yang mengkhawatirkan dari dampak menonton televisi. Sebuah studi gres yang diterbitkan dalam JAMA Psychiatry menawarkan bahwa orang remaja muda yang terlampau banyak menggunakan waktunya untuk menonton banyak televisi dan memiliki tingkat acara fisik yang rendah cenderung memiliki fungsi kognitif yang lebih buruk yang diukur dengan tes standar ketika mereka berusia paruh baya.



Studi selama bertahun-tahun telah menawarkan bagaimana perilaku keseharian yang rutin menyerupai menonton televisi dapat merusak tubuh, dan kesimpulan yang telah diterima secara luas. Penelitian ini, yang sebagian didanai oleh National Heart, Lung and Blood Institute, ialah salah satu studi pertama yang menemukan kekerabatan buruk antara menonton TV di masa remaja awal dan duduk perkara kognitif dikala berusia setengah baya.

Dalam studi selama 25-tahun, para peneliti mengikuti 3247 orang yang berusia 18 hingga usia 30 tahun dan telah mereka mengisi kuesioner perihal rutinitas dalam menonton televisi dan acara fisik mereka dengan pengecekan yang berulangkali di tahun ke lima, 10, 15, 20 dan 25 penelitian. 353 relawan yang memiliki kebiasaan menonton tv lebih dari tiga jam sehari selama lebih dari dua-pertiga rentang waktu penelitian dikategorikan sebagai waktu menonton televisi yang "tinggi".

Setiap penerima diberi tiga tes kognitif pada selesai 25 tahun penelitian. Kecepatan pemrosesan fungsi direktur kemudian dinilai. Fungsi direktur mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengelola waktu dan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan. Seseorang yang memiliki fungsi direktur rendah dapat terus kehilangan fokus, misalnya mengalami kesulitan bangkit tidur untuk bekerja setiap pagi.



Tes kedua juga menyelidiki fungsi eksekutif, yaitu memori mulut yang melibatkan recall kata atau abstraksi lain yang melibatkan bahasa. Ini biasanya dinilai dengan meminta seseorang untuk menceritakan daftar kata atau kisah pendek. Setelah diubahsuaikan dengan hal-hal menyerupai usia, ras, jenis kelamin, tingkat pendidikan, merokok, konsumsi alkohol, BMI dan faktor-faktor lain, para peneliti menemukan bahwa penerima dengan kategori menonton televisi yang “tinggi” dan acara fisik yang rendah ialah dua kali lebih mungkin untuk menerima hasil yang buruk pada dua tes pertama.

Kabar baiknya ialah dari penelitian ini ditemukan bahwa memori mulut tampaknya tidak terpengaruh. (Mungkin sebab menonton banyak orang berbicara di TV membuat otak aktif dalam hal ini?)
Para peneliti berteori bahwa "aktivitas fisik dikala remaja muda dapat mempertahankan fungsi kognitif dan berkontribusi untuk cadangan kognitif dengan meningkatkan neurogenesis serta plastisitas sinaptik, terutama di tempat yang terkait dengan fungsi direktur dan kecepatan pemrosesan."

0 komentar:

Posting Komentar