Selasa, 02 Januari 2018

Manfaat Protein Bagi Ibu Hamil

Kenapa ibu hamil memerlukan protein selama kehamilan? Jawabannya yaitu alasannya asam amino yang membentuk protein yaitu yang membangun dan membentuk sel tubuh ibu hamil maupun calon bayi. Sangat penting untuk menerima cukup protein selama kehamilan, dan terutama selama trimester kedua dan ketiga, ketika bayi tumbuh tercepat dan payudara beserta organ lain yang semakin besar untuk mengakomodasi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terpenuhinya kebutuhan gizi selama kehamilan sangatlah penting untuk diperhatikan. Ibu hamil yang mengkonsumsi makanan ketika hamil dengan gizi seimbang akan menurunkan resiko kesehatan ibu selama kehamilan maupun calon bayi selama masa kandungan. Untuk itulah parentingIDN pada artikel bertajuk Manfaat Protein Bagi Ibu Hamil kali ini akan membahas mengenai Protein semasa kehamilan dengan lengkap. Mulai dari Kebutuhan Protein Selama Kehamilan, Makanan Sumber Protein, Manfaat Protein bagi Ibu Hamil, ancaman Kekurangan Protein pada Ibu Hamil, dan juga Tanda-tanda atau Gejala yang menyampaikan Ibu Hamil Kekurangan Protein yang telah dirangkum dari BabyCenter dan sumber terpercaya lainnya.

Kenapa ibu hamil memerlukan protein selama kehamilan Manfaat Protein Bagi Ibu Hamil
Manfaat Protein Bagi Ibu Hamil

Jumlah Protein yang dibutuhkan Ibu Hamil



Sejalan perkembangan kehamilan dari waktu ke waktu, kebutuhan gizi dalam menu makan hamil senantiasa meningkat. Misalnya, kebutuhan energi wanita sebelum hamil sekitar 1.900 kkal dengan kebutuhan protein sekitar 50 gram per hari. Sementara pada ibu hamil yang masih berada pada trimester pertama, kebutuhan energinya meningkat menjadi 2.080 kkal dan kebutuhan protein menjadi 68 gram per hari. Kemudian pada trimester kedua dan ketiga, kebutuhan energinya meningkat menjadi 2.200 kkal dengan kebutuhan protein wanita hamil menjadi sekitar 70 gram(g) per hari. Jumlah kebutuhan protein ini tidak harus dipenuhi setiap hari, namun sebagaimana disarankan jumlah protein tersebut dikonsumsi dengan jumlah rata-rata perhari selama beberapa hari atau dalam satu minggu.
Kebutuhan protein bagi ibu hamil yaitu sebanyak 70 gram(g) per hari (rata-rata perhari dalam konsumsi selama beberapa hari atau selama satu minggu)

Kebanyakan penduduk negara maju menyerupai Amerika Serikat, konsumsi protein selama satu hari justru melebihi dari apa yang dibutuhkan. Sehingga timbul anggapan bahwa semua ibu hamil mungkin tidak akan memiliki kesulitan memenuhi kebutuhan protein untuk perkembangan ibu dan janin dalam kandungan selama kehamilan.

Kondisi ini berbeda dengan penduduk negara berkembang menyerupai di Indonesia dimana konsumsi daging bukan menjadi asupan wajib keseharian, dan bahkan cenderung dianggap sebagai makanan mewah bagi masyarakat dengan pendapatan yang pas-pasan. Begitupula pada vegetarian yang tidak memakan daging dan sejenisnya.

Jika sobat parentingIDN tidak makan daging atau jarang makan daging, sobat masih mampu memenuhi kebutuhan protein melalui sumber-sumber lain, termasuk susu, kacang-kacangan, atau produk kedelai. Berikut ini beberpa sumber protein yang dapat sobat temukan dengan mudah dengan harga yang relatif murah.

Makanan sumber protein

Makanan sumber protein hewani mampu didapatkan dari daging sapi, unggas (ayam, bebek), ikan dan kerang, putih telur, susu, olahan susu (keju, dan yoghurt) dan makanan hamil lainnya. Sementara produk Sumber protein hewani ini mengandung protein lengkap (semua sembilan komponen asam amino) dan sumber tanaman lainnya umumnya tidak.

Kebutuhan protein ibu hamil haruslah tercukupi kendati tidak mengkonsumsi daging. Ibu dapat mengkonsumsi makananan sumber protein nabati yaitu kacang-kacangan, tahu, tempe dan lainnya.

Makan aneka macam makanan sepanjang perjalanan hari akan membantu memastikan sobat menerima semua asam amino yang dibutuhkan. Makan tiga atau empat porsi protein setiap hari merupakan pola makan sehat yang tepat untuk mendukung kehamilan dan bayi yang sehat. (Kebutuhan harian prenatal dari 70 gram yaitu setara dengan dua gelas susu, dada ayam 5 ons, dan dua cangkir yogurt, misalnya.)

Berikut ini beberapa pola kandungan protein dalam makanan sumber protein yang baik:

Olahan Susu
  1. 1/2 cangkir 1% keju cottage: 14 g
  2. 1/2 cangkir keju ricotta: 14 g
  3. 8 ons yogurt rendah lemak: 9-12 g
  4. 1 ons keju Parmesan: 11 g
  5. 1 ons keju Swiss: 8 g
  6. 1 cangkir susu skim: 8 g
  7. 1 ons keju mozzarella: 7 g
  8. 1 ons keju cheddar: 7 g
  9. 1 telur besar segar: 6 g

Kacang-kacangan
  1. 1/2 cangkir tahu mentah (produksi pabrik): 20 g
  2. 1 cangkir lentil yang dimasak: 18 g
  3. 1 cangkir kacang hitam kalengan: 15 g
  4. 1 cangkir kacang merah kalengan: 13 g
  5. 1 cangkir buncis kalengan: 12 g
  6. 1 cangkir kacang pinto kalengan: 12 g
  7. 2 sendok makan selai kacang halus: 8 g
  8. 1 ons kacang goreng kering: 7 g
  9. 1 cangkir susu kedelai murni: 6 g

Daging, unggas dan ikan
Sementara pada daging yaitu sebagai berikut:
  1. 1/2 dada ayam panggang (tidak ada kulit): 27 g
  2. 3 ons salmon: 23 g
  3. 3 ons ikan: 23 g
  4. 3 ons daging sapi tanpa lemak: 21g

Perhatian: Tidak semua ikan aman dikonsumsi selama kehamilan. Beberapa ikan predator, menyerupai hiu, ikan todak, king mackerel, tilefish dan harus dihindari alasannya mungkin mengandung metil merkuri, logam diyakini berbahaya dalam dosis tinggi untuk perkembangan otak janin dan anak-anak. Disarankan biar ibu hamil membatasi konsumsi total ikan lain untuk sekitar 12 ons per ahad selama kehamilan. Pelajari lebih lanjut ihwal bagaimana untuk menghindari merkuri sambil makan ikan.

Selain itu, supaya kebutuhan protein mampu tercukupi namun tidak menambah pasokan lemak bagi ibu hamil secara berlebihan, sebaiknya sobat parentingIDN mengolah makanan hamil yang mengandung sumber protein dengan cara direbus, dipepes, dikukus, atau ditumis. Juga hindari untuk menggoreng dengan banyak minyak (deep frying).

Manfaat Protein Bagi Ibu Hamil

Terdapat beragam fungsi zat protein yang membawa manfaat baik untuk ibu hamil. Protein mengandung beragam fungsi baik untuk ibu hamil, yang di antaranya yaitu sebagai berikut:
  1. Protein berfungsi sebagai sumber kalori.
  2. Sebagai zat yang berfungsi dalam pembangunan, pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh pada janin menyerupai otot, tulang, mata kulit, jantung dan hati.
  3. Zat penting dalam pembentukan darah janin dalam kandungan, juga pembentukan cairan ketuban dan sel-sel janin biar sempurna
  4. Zat penting dalam pertumbuhan jaringan dan plasenta bahkan yang lebih penting lagi, otak
  5. Membentuk antibodi bagi ibu hamil dan calon bayi.
  6. Menjaga kesehatan tulang ibu hamil dan bayi dalam kandungan.


Bahaya Kekurangan Protein



Ibu hamil yang kurang gizi meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan berat tubuh lahir rendah (BBLR). Maka penting bagi ibu hamil untuk memahami dan menjalankan pola hidup sehat gizi seimbang biar asupan gizi ibu dapat memenuhi kebutuhan ibu dan janin biar tetap sehat.

Begitupun dengan kekurangan asupan protein bagi calon ibu. Calon ibu yang Kekurangan pasokan protein pada ibu hamil akan meningkatkan resiko bayi lahir lebih kecil, bayi mengalami persoalan menyerupai bibir sumbing atau kelainan fisik lainnya. Kekurangan protein pada masa kehamilan juga dapat menjadikan dampak terhadap pembentukan air susu ibu (ASI) nantinya semasa menyusui.

Bahaya kekurangan protein selama kehamilan yaitu resiko melahirkan bayi dengan berat tubuh lahir rendah (BBLR), bayi mengalami cacat lahir, dan terganggunya proses menyusui setelah persalinan.

Tanda-tanda kekurangan protein

Sementara gejala yang dapat menjadi tanda bahwa sobat tidak menerima cukup protein dalam menu makanan hamil sehat kekurangan protein antara lain sebagai berikut:
  1. Berat tubuh kurang dari normal;
  2. Sering mengalami kelelahan otot;
  3. Sering infeksi; dan
  4. retensi cairan yang parah
Demikianlah artikel parentingIDN yang membahas mengenai protein dalam kehamilan secara lengkap mulai dari Kebutuhan Protein Selama Kehamilan, Makanan Sumber Protein, Manfaat Protein bagi Ibu Hamil, ancaman Kekurangan Protein pada Ibu Hamil, dan juga Tanda-tanda atau Gejala yang menyampaikan Ibu Hamil Kekurangan Protein. Semoga melalui artikel ini sobat parentingIDN dapat memperluas pengetahuan seputar makanan hamil yang tepat sesuai dengan kebutuhan gizi yang dibutuhkan ibu dan janin selama kehamilan baik pada trimester pertama, kedua maupun ketiga.

Senin, 01 Januari 2018

Dampak Menonton Televisi terhadap Mental

yakin tidak sedikit dari sobat yang telah mengetahui ancaman menonton program televisi terlalu lama atau nonton tv sambil tiduran / terlalu akrab pada anak dan bayi. Selain itu bahkan terjadi juga dengan sering musik dan tv menyala dikala anak2 tidur. Untuk itu parentingIDN kali ini akan menjelaskan ancaman televisi terhadap perkembangan mental orang dewasa, yang biar bisa membantu bagi sobat yang sedang mencari tahu perihal efek nonton tv itu. Sebagaimana diwartakan oleh The Washington Post, ada peringatan bagi yang suka tv, dikarenakan telah banyak studi yang menawarkan efek berbahaya nonton televisi.

Apakah terlalu banyak menonton TV menjadikan kapasitas mental menurun?

Com yakin tidak sedikit dari sobat yang telah mengetahui ancaman menonton program televisi  Dampak Menonton Televisi terhadap Mental
Hasil studi mengenai fungsi kognitif menawarkan beberapa hasil yang mengkhawatirkan dari dampak menonton televisi. Sebuah studi gres yang diterbitkan dalam JAMA Psychiatry menawarkan bahwa orang remaja muda yang terlampau banyak menggunakan waktunya untuk menonton banyak televisi dan memiliki tingkat acara fisik yang rendah cenderung memiliki fungsi kognitif yang lebih buruk yang diukur dengan tes standar ketika mereka berusia paruh baya.



Studi selama bertahun-tahun telah menawarkan bagaimana perilaku keseharian yang rutin menyerupai menonton televisi dapat merusak tubuh, dan kesimpulan yang telah diterima secara luas. Penelitian ini, yang sebagian didanai oleh National Heart, Lung and Blood Institute, ialah salah satu studi pertama yang menemukan kekerabatan buruk antara menonton TV di masa remaja awal dan duduk perkara kognitif dikala berusia setengah baya.

Dalam studi selama 25-tahun, para peneliti mengikuti 3247 orang yang berusia 18 hingga usia 30 tahun dan telah mereka mengisi kuesioner perihal rutinitas dalam menonton televisi dan acara fisik mereka dengan pengecekan yang berulangkali di tahun ke lima, 10, 15, 20 dan 25 penelitian. 353 relawan yang memiliki kebiasaan menonton tv lebih dari tiga jam sehari selama lebih dari dua-pertiga rentang waktu penelitian dikategorikan sebagai waktu menonton televisi yang "tinggi".

Setiap penerima diberi tiga tes kognitif pada selesai 25 tahun penelitian. Kecepatan pemrosesan fungsi direktur kemudian dinilai. Fungsi direktur mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengelola waktu dan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan. Seseorang yang memiliki fungsi direktur rendah dapat terus kehilangan fokus, misalnya mengalami kesulitan bangkit tidur untuk bekerja setiap pagi.



Tes kedua juga menyelidiki fungsi eksekutif, yaitu memori mulut yang melibatkan recall kata atau abstraksi lain yang melibatkan bahasa. Ini biasanya dinilai dengan meminta seseorang untuk menceritakan daftar kata atau kisah pendek. Setelah diubahsuaikan dengan hal-hal menyerupai usia, ras, jenis kelamin, tingkat pendidikan, merokok, konsumsi alkohol, BMI dan faktor-faktor lain, para peneliti menemukan bahwa penerima dengan kategori menonton televisi yang “tinggi” dan acara fisik yang rendah ialah dua kali lebih mungkin untuk menerima hasil yang buruk pada dua tes pertama.

Kabar baiknya ialah dari penelitian ini ditemukan bahwa memori mulut tampaknya tidak terpengaruh. (Mungkin sebab menonton banyak orang berbicara di TV membuat otak aktif dalam hal ini?)
Para peneliti berteori bahwa "aktivitas fisik dikala remaja muda dapat mempertahankan fungsi kognitif dan berkontribusi untuk cadangan kognitif dengan meningkatkan neurogenesis serta plastisitas sinaptik, terutama di tempat yang terkait dengan fungsi direktur dan kecepatan pemrosesan."