Wah, lama juga enggak posting ya, Mom. Mentang-mentang bawah umur udah enggak Mpasi. Iyap, si sulung sudah lewat dua setengah tahun dan si bungsu sudah tiga belas bulan. Dua-duanya sudah mampu table food, tetapi tetap saja enggak mampu semulus itu nerapin teori.
Si Sulung, doyannya hanya telur. Setiap ditanya mau makan apa, jawabannya pasti buat telur. Awal-awalnya sih saya cemas ya alasannya yaitu menunya telur tiap hari, apa enggak takut kolesterol tinggi. Tetapi setelah konsultasi pada dokter, kata dokternya sih enggak apa. Untuk anak umur segitu, konsumsi telur setiap hari masih mampu ditoleransi dan belum ada bahaya kolesterol alasannya yaitu si anak masih butuh banyak asupan nutrisi. Hanya saja si dokter menyayangkan alasannya yaitu dengan konsumsi telur, maka asupan dari materi makanan lainnya akan berkurang. Nah, alasannya yaitu buntu dan semoga anak mau makan, maka di telurnya itu selalu diselipkan sayuran dan protein lainnya. Enggak jenius sih alasannya yaitu ujung-ujungnya anak enggak mau makan makanan yang bervariasi, tetapi dibanding enggak makan hayo coba? Pilih mana?
Si Bungsu, hmm... yang ini mah gentong berjalan. Hahahah... masih gembul sejak bayi dan tahu nggak, Mom, masak si sulung dan bungsu yang berjarak satu setengah tahun, BBnya hanya beda sekilo. Duh...
Ngasih makan si bungsu memang gampang, tetapi belum juga berani ngelepas ngasih table food, terutama dikala ditinggal kerja. Namanya juga bukan ngasuh anak sendiri, kadang pengasuhnya hambar aja ngasih beliau kuah sama nasi, enggak mau repot sama sekali nyisihin lauk dan mencucinya dikit semoga enggak berbumbu. Saya yang nyesek. Dimarahi takut kabur, ditegur enggak mempan, dibiarin kasihan anak. sebagai gantinya, saya masih selalu bikinin makanan tersendiri buat mereka, sejenis sup-sup dengan kombinasi sayur plus protein lengkap, bukan hanya doble protein melainkan triple malah. Udang, Tahu. telur.
Dengan cara ini, pengasuhnya enggak terlalu repot nyiapin makanan tinggal sendok saja, semua nutrisi masuk. Di lain pihak, si anak juga tercukupi kebutuhannya. yah setidaknya kebutuhan minimalnya. Syukur-syukur si Kakak juga kadang mau makan satu jenis makanan sama si adik, jadi sup yang saya buat juga bermanfaat.
Tapi tetap ya Mom, biarpun sudah begitu, tetap saja ada rasa yang kurang tenang. Takut anak kekurangan gizi alasannya yaitu ditinggal kerja sama pengasuhnya saja, takut tidak diberi makan dengan baik, tidak dijaga kebersihannya. Semua ketakutan yang selalu membayang di benak working mom.Aduh, kok malah curhat sih akhirnya postingan ini hihiihih
Selain makan, saya juga selalu ngasih vitamin pelengkap buat anak, yah untuk mengantisipasi kekurangan gizi tersebut diatas.
Nah, mom, bila ada yang punya duduk perkara yang sama dengan saya jangan berkecil hati ya. Setiap anak punya duduk perkara makan tersendiri. Ada yang susah makan, ada pula yang susah nyetopnya. Jadi, tetap semangat momy !
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar