Sabtu, 09 Desember 2017

Mengenali Batuk pada Bayi

Batuk yaitu cara badan untuk  melindungi diri sendiri. Batuk berfungsi sebagai metode yang digunakan badan untuk menjaga kebersihan akses udara, membersihkan dahak di tenggorokan, postnasal drip (lendir hidung yang menetes ke adegan belakang tenggorokan), atau kepingan makanan yang salah masuk.
Untuk menjalankan fungsi itu, ada dua jenis batuk yaitu:

  • Batuk kering: Jenis batuk yang terjadi saat bayi merasa  cuek atau alergi. Batuk jenis ini membantu membersihkan postnasal drip atau iritasi akhir sakit tenggorokan.
  • Batuk basah: Jenis batuk ini yaitu hasil dari penyakit pernapasan yang disertai infeksi bakteri. Ini menyebabkan dahak atau lendir (yang mengandung sel-sel darah putih untuk membantu melawan kuman) untuk membentuk di akses udara bayi. 

Bayi berumur kurang dari 4 bulan biasanya tidak sering batuk, jadi saat batuk itu menimpa bayi umur 0-4 bulan maka itu artinya serius. Pada kondisi dingin, jikalau bayi ibu batuk keras mampu jadi yaitu respiratory syncytial virus (RSV), infeksi virus berbahaya bagi bayi.

Kemudian berdasarkan penyebabnya, ibarat dilansir oleh ayahbunda.co.id, batuk mampu disebabkan oleh dua hal:

Batuk alergi.
Salah satu alergen untuk akses napas disebut inhalan, karena zat-zat yang beterbangan di lingkungan terhirup oleh tubuh. Inhalan yang paling banyak mengakibatkan alergi yaitu bubuk rumah, yang biasanya mengandung tungau (sejenis kutu kecil) bubuk rumah, partikel dari asap rokok, serpihan kulit binatang, serbuk sari tumbuhan, dan zat-zat kimia yang disemprotkan (obat nyamuk, minyak wangi, dan hairspray). Namun, alergen juga dapat berupa makanan, misalnya makanan ringan yang mengandung zat pewarna atau zat pengawet.

Jika anak kebetulan alergi dan mengisap inhalan, maka selaput lendir pada akses pernapasannya akan terangsang untuk menghasilkan lendir lebih banyak dari biasanya. Akibatnya? Terjadi pembengkakan (edema). Ujung-ujung saraf dalam selaput lendir menjadi terangsang, dan batuklah ia.

Jika pembengkakan terjadi pada akses pernapasan atas, yaitu di hidung, maka hidung akan tersumbat dan balita pun pilek. Biasanya, sih, disertai juga bersin-bersin. Sebaliknya, jikalau pembengkakan pada akses pernapasan bawah, yaitu akses di paru-paru secara menyeluruh, maka terjadi penyempitan akses pernapasan. Akibatnya, anak uhuk-uhuk, sesak, dan napasnya berbunyi (mengi) alias asma.

Batuk non-alergi. 
Batuk jenis ini disebabkan infeksi kuman, terutama jenis virus dan bakteri. Proses pembengkakannya hampir sama dengan batuk alergi. Begitu kuman penyakit masuk, selaput lendir pada akses pernapasan membengkak dan rusak. Akibatnya, produksi lendir berlebihan, hidung tersumbat, dan muncullah batuk.

Batuk non-alergi biasanya disertai demam dan gejala lainnya. Jenis basil yang sering jadi biang keladi infeksi akses pernapasan atas akut (ISPA) yaitu Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae. Tidak jarang, batuk yang bersifat kronis dikarenakan jenis basil penyebab penyakit tuberkulosis (TBC).

Cara Alami mengatasi Batuk pada Anak
Kadnag, jikalau dibawa ke dokter, anak akan diberi antibiotik. beberapa orangtua biasanya mengurangi penggunaan antibiotik, sehingga lebih memilih obat biasa atau bahkan obat tradisional.

Yang sering saya lakukan untuk mengatasi batuk anak dengan ramuan tradisional yaitu dengan kencur, jeruk nipis dan madu.

Kencur diperas, kemudian diperas di atas saringan teh. Baru kemudian campurkan dengan perasan jeruk nipis dan madu. Kadang anak memuntahkannya kembali karena rasa kencur yang pedas, untuk menyiasatinya tambahkan madu yang banyak jadi rasanya manis.

0 komentar:

Posting Komentar