Dokter Anak
Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
dranak.com
Layaknya orang dewasa, sebelum pulas tertidur biasanya bayi akan membolak-balikkan tubuhnya untuk mencari posisi tidur yang menurutnya paling nyaman. Mengingat sedang dalam masa pertumbuhan, ada beberapa posisi tidur yang direkomendasikan untuk si kecil.
Menurut dr Marissa TS Pudjiadi SpA, posisi tidur bayi tolong-menolong tidak menjadi problem selama anak dapat tidur dalam waktu yang cukup. Hanya saja, dokter sering menyuruh biar bayi diposisikan tengkurap ketika tidur siang, mengapa?
"Sebenarnya posisi tengkurap tidak menjadikan kesulitan bernapas. Justru posisi ini lebih ramah untuk paru-paru bayi," kata dr Marissa dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Senin (12/5/2014).
Selain itu, pada posisi tengkurap bayi akan mulai melatih otot-otot leher dan punggungnya dengan mengangkat kepala. Hal ini dikatakan dr Marissa sangat alamiah mengingat bayi ingin melihat suasana di sekelilingnya.
Pastinya berbeda ketika bayi berada dalam posisi telentang. Di posisi ini, si kecil otomatis sudah melihat sekelilingnya tanpa perlu usaha menengadah ke atas. Posisi tengkurap juga mampu menjaga kepala bayi sehingga tetap dalam bentuk yang baik.
"Tetapi ingat, ketika tidur malam bayi tetap harus pada posisi terlentang sebab pada ketika semua tertidur dan tidak ada yang menjaga, jikalau hidung bayi tertutup benda, tidak ada yang dapat menolong bayi sehingga ditakutkan terjadi Sudden Infant Death syndrome (SIDS)," lanjut dokter yang praktik di RS Premiere Jatinegara ini.
Meski demikian, dr Marissa menegaskan bukan berarti tidur terlentang selamanya buruk. Sebab, tidur telentang juga memiliki keuntungan yakni mengurangi kemungkinan insiden SIDS. Tidur dalam posisi terlentang juga baik jikalau dilakukan dengan cara bijaksana misalnya menggunakan bantal kepala khusus yang sering disebut "bantal peang".
Fungsi bantal ini yakni untuk menjaga bentuk kepala bayi. Cara lain untuk menjaga bentuk kepala bayi yakni dengan tidur bergantian menghadap kiri dan kanan serta bayi diposisikan tengkurap pada ketika bermain.
Menurut dr Marissa TS Pudjiadi SpA, posisi tidur bayi tolong-menolong tidak menjadi problem selama anak dapat tidur dalam waktu yang cukup. Hanya saja, dokter sering menyuruh biar bayi diposisikan tengkurap ketika tidur siang, mengapa?
"Sebenarnya posisi tengkurap tidak menjadikan kesulitan bernapas. Justru posisi ini lebih ramah untuk paru-paru bayi," kata dr Marissa dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Senin (12/5/2014).
Selain itu, pada posisi tengkurap bayi akan mulai melatih otot-otot leher dan punggungnya dengan mengangkat kepala. Hal ini dikatakan dr Marissa sangat alamiah mengingat bayi ingin melihat suasana di sekelilingnya.
Pastinya berbeda ketika bayi berada dalam posisi telentang. Di posisi ini, si kecil otomatis sudah melihat sekelilingnya tanpa perlu usaha menengadah ke atas. Posisi tengkurap juga mampu menjaga kepala bayi sehingga tetap dalam bentuk yang baik.
"Tetapi ingat, ketika tidur malam bayi tetap harus pada posisi terlentang sebab pada ketika semua tertidur dan tidak ada yang menjaga, jikalau hidung bayi tertutup benda, tidak ada yang dapat menolong bayi sehingga ditakutkan terjadi Sudden Infant Death syndrome (SIDS)," lanjut dokter yang praktik di RS Premiere Jatinegara ini.
Meski demikian, dr Marissa menegaskan bukan berarti tidur terlentang selamanya buruk. Sebab, tidur telentang juga memiliki keuntungan yakni mengurangi kemungkinan insiden SIDS. Tidur dalam posisi terlentang juga baik jikalau dilakukan dengan cara bijaksana misalnya menggunakan bantal kepala khusus yang sering disebut "bantal peang".
Fungsi bantal ini yakni untuk menjaga bentuk kepala bayi. Cara lain untuk menjaga bentuk kepala bayi yakni dengan tidur bergantian menghadap kiri dan kanan serta bayi diposisikan tengkurap pada ketika bermain.
Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
dranak.com
0 komentar:
Posting Komentar