Selasa, 21 November 2017

Penyakit Tetanus

dranak.com

Vaksin Tetanus Toksoid - Untuk Penyakit Tetanus


Penyakit tetanus,  dikenal juga sebagai penyakit “Lock Jaw” (rahang yang terkunci), yaitu suatu penyakit yang unik, karena bukan penyakit menular, namun selalu  dianjurkan untuk menerima imunisasi rutin terhadap penyakit ini.

Penyakit tetanus disebabkan neuro-toksin (racun saraf) yang dikeluarkkan oleh kumanClostridium tetani, yang terdapat pada daerah yang kotor dan didalam luka yang kotor tidak terawat atau luka yang dalam,sehingga terjadi situasi anaerobic /hypoaerobic, yaitu situasi dimana karena luka yang dalam, sehingga kadar oksigen menjadi sangat sedikit bahkan tidak ada, hal ini memudahkan spora bakteri C tetaniuntuk berkembang biak dan mengeluarkan neuro-toksin yang akan menyebar keseluruh organ tubuh, dan menjadikan kejang andal dan kematian.

Manifestasi Penyakit Tetanus
Masa inkubasi - mampu berlangsung beberapa hari hingga beberapa bulan semenjak terinfeksi dengan bakteri ini, tapi umumnya yaitu antara 3 hari hingga 3 ahad setelah infeksi.
Lamanya masa inkubasi hingga terjadinya gejalah penyakit, juga berat ringannya penyakit, ada relasi dengan jarak luka dengan susunan saraf sentra atau otak, semakin erat jarak lukanya, maka semakin cepat masa inkubasi dan terjadinya gejalah penyakit tetanus, juga semakin berat penyakit tetanus yang akan terjadi.

Gejalah Penyakit Tetanus
Gejalah paling umum yaitu kejang kaku otot pengunyah verbal (50%) sehingga terjadi yang disebut “lock jaw” (rahang terkunci), kejang ini mampu diikuti oleh kejang otot tubuh yang lain, ibarat otot leher, otot dada, otot adegan punggung, otot perut dan otot anggota gerak tubuh. Kontraki kejang ini sedemikian hebatnya, mampu menyebabkan patah tulang panjang dan tulang belakang, juga menjadikan banyak komplikasi yang lain hingga ajal jikalau kejang ini terjadi pada otot pernafasan.

Epidemiologi
Menurut data tahun 1984, bahwa telah terjadi 1 juta ajal bayi yang gres berusia beberapa hari, karena menderita tetanus neonatorum sepanjang tahun.
Ada sekitar 310.000 hingga 700.000 kasus tetanus dengan angka ajal antara 122.000 hingga 300.000 pertahun.
Dengan pinjaman vaksin yang mengandung tetanus toksoid, maka angka ajal ini sudah menurun drastis, meskipun masih ada juga kasus ajal yang dilaporkan setiap tahunnya, hal ini terutama terjadi dinegara sedang berkembang.

Menurut cara terjadinya, penyakit tetanus mampu dibagi menjadi :
  1. Tetanus Neonatorum - terjadi pada ketika bayi gres berusia 3 hingga 14 hari (90%), umumnya terjadi karena jerawat pada tali pusat, karena proses pemotongan dan perawatan tali  sentra yang tidak higienis, dan biasanya bayi ini lahir dari ibu yang tidak mempunyai antibody terhadap bakteri tetanus, artinya ibu ini tidak pernah menerima vaksinasi anti tetanus, atau vaksinasi tetanus tidak lengkap, atau tidak menerima vaksinasi (booster) sebelum menikah. Angka ajal untuk tetanus neonatorum yaitu sekitar 95% untuk yang tidak sempat diberikan pengobatan dan sekitar 10 - 90% dengan pengobatan.
     dianjurkan untuk menerima imunisasi rutin terhadap penyakit ini Penyakit Tetanus
    Tetanus Neonatorum, source Google free image

2. Tetanus karena kecelakaan atau luka - ini sering terjadi pada luka yang luas, luka yang dalam ibarat luka karena tusukan, luka bakar, luka karena kecelakaan, dimana perawatan luka tidak sesuai dengan standard perawatan luka  yang harus dituruti, ibarat aseptik, pembersihan jaringan rusak atau jaringan mati dari luka, pinjaman antibotika lokal  dan sistemik yang tidak memadai, dll.
 dianjurkan untuk menerima imunisasi rutin terhadap penyakit ini Penyakit Tetanus
Tetanus - lock jawSource: Google free image
Pengobatan Penyakit Tetanus
Tujuan pengobatan tetanus yaitu :
  1. Mencegah neuro-toksin yang masih ada dalam tubuh mencapai susunan saraf pusat, sehingga akan mencegah, menghentikan kemungkinan kejang otot-otot tubuh

  2. Membasmi bakteri C tetani yang ada dalam tubuh, sehingga menghilangkan sumber bakteri yang memproduksi neuro-toksin dalam tubuh

  3. Perawatan supportif/penunjang bagi pasien selama sakit, untuk mencegah komplikasi dan segala akibatnya
Imunisasi Pasif
Pada awalnya, orang telah menggunakan anti-toksin tetanus kuda untuk pencegahan dan pengobatan penyakit tetanus, ini banyak dilakukan ketika Perang Dunia Pertama. Karena banyaknya efek simpang dan reaksi alergi dengan anti-toksin kuda ini, akhirnya diganti dengan Human Tetanus Immune Globulin (TIG) pada tahun 1960, dengan dosis antara 3.000 - 6.000 unit diberikan secara intramuskuler, yang lebih baik dalam hal reaksi simpang dan alergi ini.
Dikatakan jikalau titer anti-toksin telah mencapai tingkat 0.01 IU/mL, maka sudah tercapai tingkat perlindungan terhadap penyakit tetanus.
Bila TIG tidak ada , kita mampu berikan Immune Globulin Intravena dengan dosis 200 - 400 mg/kg berat badan.
Imunisasi Aktif
Seperti proses perkembangan awal pembuatan vaksin difteri toksoid, maka ilmuwan membuat toksoid dari toksin tetanus, dengan menambahkan sejumlah kecil formaldehide, maka efek toksik dihilangkan, namun tetap mempertahankan efek imunogenik untuk meranggsang reaksi sistim pertahanan tubuh manusia, untuk mampu membuat antibody untuk melawan bakteri tetanus ini.
Pada tahun 1927, Ramon dan Zoeller berhasil menggabungkan vaksin toksoid difteri dengan vaksin toksoid tetanus menjadi vaksin kombinasi, dengan hasil klinik yang memuaskan.
Kedua ilmuwan ini juga menemukan fakta penting, bahwa penyakit tetanus neonatorum sebetulnya mampu dicegah dengan memperlihatkan vaksinasi dan imunisasi tetanus kepada ibu hamil, minimal 2 dosis selama kehamilan.
Sejarah perkembangan vaksin tetanus toksoid
Vaksin tetanus toksid saja (TT) , dikombinasikan dengan vaksin toksoid difterimenjadi vaksin DT, di-indikasikan untuk pemakaian bayi, sedangkan vaksin kombinasi Td (dosis difetri lebih sedikit), di-indikasikan untuk pemakaian orang dewasa.
Saat ini kita banyak menggunakan vaksin kombinasi yang mengandung vaksin toksoid tetanus dan toksoid difteri, dan digabungkan juga dengan vaksin pertusis, misalnya vaksin kombinasi pertama yang dihasilkan pada tahun 1927, yaitu vaksin DTwP.
Lalu vaksin kombinasi DTP ini masih digabungkan lagi dengan vaksin Haemophilus Influenzae type B (Hib), menjadi vaksin DTP-Hib.(quadri-valent vaccine)
Atau digabung lagi dengan Inactivated Polio Vaccine (IPV), menjadi vaksin kombinasi DTP-Hib-IPV (penta-valent vaccine)
Sekarang sudah ada vaksin kombinasi DTP dengan Hepatitis B, sehingga menjadi vaksin kombinasi DTP-Hib-IPV-Hep B (Hexa-valent vaccine)

Jadwal Imunisasi Vaksin Tetanus Toksoid atau Vaksin yang Mengandung Vaksin Tetanus Toksoid
Yaitu mulai diberikan semenjak bayi telah berusia 2 bulan, kamudian dosis ke2 pada ketika usia mencapai 4 bulan dan dosis ke3 pada usia 6 bulan. Dosis ke 4 pada ketika bayi telah berusia antara 15 - 18 bulan. Dosis terakhir, yaitu dosis ke5 diberikan ketika anak mulai masuk sekolah sebelum berusia 7 tahun.
Perhatikan jarak interval antara suntikan dosis ke3 dan dosis ke4 harus berjarak minimal 6 bulan dari suntikan dosis ke3.
Efektifitas vaksin tetanus toksoid mampu bertahan hingga sekitar 10 tahun lamanya, sehingga vaksinasi ulangan atau booster dosis gres perlu diberikan setelah 10 tahun kemudian untuk mempertahankan imunitas kita.
Perhatian:
  • Vaksinasi tetanus tetap harus diberikan bagi mereka yang pernah sakit tetanus sebelumnya, karena pernah sakit tidak menjamin bahwa orang tersebut akan kebal terhadap jerawat dan segala akhir dari bakteri tetanus.
  • Tetanus neonatorum mampu dicegah dengan memperlihatkan vaksinasi tetanus toksoid untuk ibu hamil, minimal 2 dosis, interval minimal 1 bulan antara dosis ke1 dan dosis ke2, dengan pinjaman dosis ke 2 sekitar 2 ahad sebelum melahirkan, ini mampu mencegah hingga 80% kasus tetanus neonatorum.
  • Kehamilan bukan kontraindikasi untuk vaksinasi tetanus toksoid
  • Tidak perlu mengulang seluruh aktivitas vaksinasi jikalau ada yang terlewatkan, juga lama interval antara dosis pemberian, tidak mensugesti hasil imunisasi tetanus ini.
  • Untuk vaksinasi orang dewasa, kita mempergunakan vaksin Td, atau vaksinTdap yang telah beredar di Indonesia
Siapa Saja Yang Memerlukan Vaksinasi Tetanus ?
  1. Wanita hamil, gadis remaja dan wanita usia subur, yang belum pernah menerima vaksinasi tetanus sebelumnya, atau yang vaksinasi tetanusnya tidak lengkap. Minimal 2 dosis tetanus toksoid (Td atau Tdap vaksin) mampu mencegah hingga 80% kasus tetanus neonatorum

  2. Personil militer yang bertugas aktif  di lapangan

  3. Para penjelajah alam

  4. Mereka yang menerima kecelakaan lalu lintas, luka bakar yang luas, luka senjata dan luka bacokan yang dalam


Source: www.selukbelukvaksin.com

0 komentar:

Posting Komentar