Sabtu, 18 November 2017

MEMAHAMI POLA PIKIR ANAK Usia 0-2 Tahun



Memahami teladan pikir anak susah-susah gampang. Beda usia, beda pula cara berpikirnya. Simak penjelasan Roslina Verauli, M. Psi, praktisi Tumbuh Kembang RS Pondok Indah, soal perkembangan cara berpikir anak dan bagaimana cara menghadapi mereka dengan bijak.


Sejak anak lahir dan berkembang, ada proses kognitif yang terjadi pada dirinya. Proses-proses kognitif mencakup acara berpikir, menalar, berguru dan memecahkan masalah. Orangtua yang ingin memahami jalan pikir anak, tentu harus mengetahui perkembangan umum kognitif mereka di setiap tahapan usia.



Di usia 0 – 2 tahun, anak sudah mulai memersepsi dan bertindak. Perkembangan itu dapat dilihat dari perkembangan motorik mereka. Misalnya, di usia 0 – 1 bulan, kemampuan motorik mereka sebatas melatih refleks yang sudah ada.  Contohnya mengisap puting ibu dikala menyusu. Pada usia 1 – 4  bulan, bayi sudah bisa mengulang tindakan menyerupai membuka dan menutup telapak tangan. Usia 4 – 8 bulan, anak mulai merespon untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, memindahkan penutup untuk mengambil mainan. Usia 12 – 18 bulan, anak mulai tertarik pada aksara sebuah mainan untuk melihat bagaimana mainan bisa berfungsi. Usia 18 – 24 bulan, anaka mulai mengunakan bahasa dan simbol warna-warna dan bentuk-bentuk  benda atau nama-nama binatang. Ekspresi anak mulai terlihat dengan jelas.


Cara menghadapi:

Orang bau tanah harus merangsang anak lebih kreatif dalam berpikir. Contoh, pada bayi yang menangis ingin menyusui, latih mereka untuk menemukan puting si ibu. Selain itu, orang bau tanah juga harus intens membangun ikatan emosi dengan si anak. Contoh, dikala menyusui, peluklah anak dengan hangat dan menawarkan tepukan lembut serta bernyanyilah dengan gembira. Ketika anak menangis , orang bau tanah harus segera berespon. Dengan begitu anak memiliki rasa percaya dan aman bahwa ketika beliau butuh bantuan. Jadi, semakin intens Anda mengasuhnya langsung, semakin berpengaruh pula ikatan emosional antara Anda dan buah hati.

0 komentar:

Posting Komentar