Selasa, 31 Oktober 2017

Seputar Pujian Pada Anak

Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.

Saat kita memuji anak, tentunya fokus perhatian kita yakni kelebihan atau hal positif yang anak miliki. Begitu pula sebaliknya, dikala kita mencela, mengkritik, mengomel, dan mengoreksi anak, fokus perhatian kita yakni pada kesalahan atau kekurangan anak.

Yup, sekarang kita coba bahas perihal seputar kebanggaan pada anak kita.

Efek psikologis dari pujian.
Secara umum, pada dikala kita memuji anak, perilaku anak yang baik itu diperkuat. Anak pun akan lebih suka mengulang perbuatan baiknya itu, dan dengan itu ia membentuk kebiasaan baik.

Efek positif dari pujian.
Pujian menjadikan anak merasa dirinya baiklah dan diterima oleh orang tuanya. Pujian yang sempurna akan menjadikan tumbuhnya rasa percaya diri anak dan membuat anak senang dan gembira atas dirinya sendiri.

Rasa senang yang dibangkitkan oleh kebanggaan akan mendekatkan hubungan anak dengan orang tuanya.

Efek negatif dari pujian.
Pujian yang diberikan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan kenyataan, balasannya anak akan salah mempersepsikan dirinya. Selanjutnya hal ini membawa dampak kurang baik dalam hubungan anak dengan teman-temannya. Ketika anak kecewa atas kritikan atau celaan teman- temannya, ini akan memperburuk hubungan sosialnya dan kemungkinan membuat anak membenci dirinya sendiri.

Untuk menghibur dirinya yang terluka, sebagian anak bersikap sombong dan tidak mau mendapatkan masukan dari orang-orang di sekitarnya.

Pujian menyerupai apakah yang pantas diberikan kepada anak?

  1. Yang perlu diperhatikan yakni bahwa seyogyanya kita mengarahkan kebanggaan kita pada sifat-sifat baik yang anak tampilkan: kasih, murah hati, ingin berdamai, meminta maaf, tekun, jujur, dst.
  2. Kita perlu menghindarkan diri memuji anak terlalu banyak dari segi fisiknya atau segi-segi yang dimilikinya dan bukan yang diusahakannya, misalnya kecantikannya, kepandaiannya, kekuatan ototnya, dsb.
  3. Karena itu hanyalah penghargaan yang bernilai sementara. Apa yang dimiliki seseorang itu yakni pinjaman yang harus diterima dengan pengucapan syukur. Lagipula fokus kita akan sifat baik itu lebih membuat anak merasa bisa mencapainya dan mempertahankan apa yang telah dicapainya.

Batas-batas memuji anak supaya dampak negatif kebanggaan berlebihan dapat dicegah?

  • Memuji anak perlu memperhatikan waktu yang tepat, selain juga isi kebanggaan yang tepat.
  • Sekali suatu perilaku terbentuk sebagai kebiasaan, kebanggaan hanya perlu diberikan sekali-sekali, lalu berhenti sama sekali. Setelah itu kita boleh arahkan kebanggaan kita pada hal-hal lain yang lebih mendasar dan dengan itu kita mengembangkan kepribadian anak.
Mengapa ketika memuji anak, adakalanya hasil yang kita dapatkan justru berkebalikan dari hasil yang kita inginkan?

  • Anak beranggapan bahwa kebanggaan yang kita berikan tidak tulus.
  • Kemungkinan lain yakni anak tidak puas hanya dengan kebanggaan saja dan mengharapkan sesuatu yang lebih, misalnya diperbolehkan main PS atau multiplayer game, dan sebagainya. Atau berharap diberi mainan yang mahal yang kita tidak bisa membelinya atau yang kita tidak ijinkan.
Apa hambatannya sehingga kita sulit sekali memuji anak?
  • Masalah kebiasaan. Orang renta tidak terbiasa menghargai orang lain, dan alasannya yakni itu juga tidak terbiasa menghargai anak sendiri yang tiap hari bersama mereka.
  • Orang renta sulit melihat hal positif pada diri anak mereka secara pas.
  • Orang renta sering menganggap kelebihan anak sebagai sesuatu yang biasa yang memang sudah seharusnya demikian.
  • Orang renta banyak mengalami kesulitan hidup sehingga tidak melihat hal-hal yang cerah dan menggembirakan dalam hidup, termasuk dalam kehidupan anak-anaknya


Bila sobat-2 ada masukan, saran maupun kritik yang membangun, mohon bisa menyebarkan di sini.

Semoga bermanfaat dan makasih, wassalam.

0 komentar:

Posting Komentar