Rabu, 25 Oktober 2017

Dongeng Binatang : Si Kancil Kena Batunya !

-----------------

Angin yang berhembus semilir-semilir membuat penghuni hutan mengantuk. Begitu juga dengan Si Kancil. Untuk mengusir rasa kantuknya ia berjalan-jalan di hutan sambil membusungkan dadanya. Sambil berjalan ia berkata, "Siapa yang tak kenal Kancil. Si pintar, si bakir dan si pemberani. Setiap duduk perkara pasti tamat olehku". Ketika hingga di sungai, ia segera minum untuk menghilangkan rasa hausnya. Air yang begitu jernih membuat Kancil dapat berkaca. Ia berkata-kata sendirian. "Buaya, Gajah, Harimau semuanya binatang bodoh, bila berhadapan denganku mereka dapat saya perdaya".


Si Kancil tidak tahu kalau ia dari tadi sedang diperhatikan oleh seekor Siput yang sedang duduk di bongkahan kerikil yang besar. Si Siput berkata, "Hei Kancil, kau asyik sekali berbicara sendirian. Ada apa? Kamu sedang bergembira?". Kancil mencari-cari sumber bunyi itu. Akhirnya ia menemukan letak Si Siput. "Rupanya sudah lama kau memperhatikanku ya?". Siput yang kecil dan imut-imut. Eh bukan!. "Kamu memang kecil tapi tidak imut-imut, melainkan jelek bagai kotoran ayam". Ujar Si Kancil. Siput terkejut mendengar ucapan Si Kancil yang telah menghina dan membuatnya jengkel. Lalu Siputpun berkata, "Hai Kancil!, kau memang bakir dan pemberani alasannya yaitu itu saya menantangmu lomba laga cepat". Akhirnya mereka oke perlombaan dilakukan ahad depan.


Setelah Si Kancil pergi, Siput segera memanggil dan Setelah Si Kancil pergi, Siput segera memanggil dan mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong teman-temannya biar waktu perlombaan nanti semuanya harus berada di jalur lomba. "Jangan lupa, kalian
bersembunyi di balik bongkahan batu, dan salah satu harus segera muncul bila Si Kancil memanggil, dengan begitu kita selalu berada di depan Si Kancil," kata Siput. Hari yang dinanti tiba. Si Kancil datang dengan sombongnya, merasa ia pasti akan sangat mudah memenangkan perlombaan ini. Siput mempersilahkan Kancil untuk berlari duluan dan memanggilnya untuk memastikan sudah hingga mana ia sampai. Perlombaan dimulai. Kancil berjalan santai, sedang Siput segera menyelam ke dalam air. Setelah beberapa langkah, Kancil memanggil Siput.


Tiba-tiba Siput muncul di depan Kancil sambil berseru, "Hai Kancil! Aku sudah hingga sini." Kancil terheran-heran, segera ia mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil Si
Siput lagi. Ternyata Siput juga sudah berada di depannya. Akhirnya Si Kancil berlari, tetapi tiap ia panggil Si Siput, ia selalu muncul di depan Kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal. Ketika hampir finish, ia memanggil Siput, tetapi tidak ada jawaban. Kancil berpikir Siput sudah tertinggal jauh dan ia akan menjadi pemenang perlombaan. Si Kancil berhenti berlari, ia berjalan kalem sambil beristirahat.


Dengan senyum sinis Kancil berkata, "Kancil memang tiada duanya." Kancil dikagetkan saat ia mendengar bunyi Siput yang sudah duduk di atas kerikil besar. "Oh kasihan sekali kau Kancil. Kelihatannya sangat lelah, Capai ya berlari?". Ejek Siput. "Tidak mungkin!", "Bagaimana kau mampu lebih dulu sampai,
padahal saya berlari sangat kencang", seru Si Kancil. "Sudahlah akui saja kekalahanmu," ujar Siput. Kancil masih heran dan tak percaya kalau saya dikalahkan oleh binatang yang lebih kecil darinya. Kancil menundukkan kepala dan mengakui kekalahannya. "Sudahlah tidak usah sedih, saya tidak minta hadiah kok. Aku hanya ingin kau ingat satu hal, janganlah sombong dengan kepandaian dan kecerdikanmu dalam menyelesaikan setiap masalah, kau harus mengakui bahwa semua binatang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi jangan suka menghina dan menyepelekan mereka", ujar Siput. Siput segera menyelam ke dalam sungai. Tinggallah Si Kancil denganrasa menyesal dan malu.


Hikmah :
Janganlah suka menyombongkan diri dan menyepelekan orang lain, walaupun kita memang cerdas dan pandai.


Sumber : http://www.e-smartschool.com/cra/002/CRA0020005.asp

0 komentar:

Posting Komentar