Minggu, 15 Oktober 2017

4JANGAN Saat Orangtua Berharap Anak Mau Berbagi

Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.

Ada 4 hal yang seabaiknya tidak dilakukan orang renta ketika berharap anak mau membuatkan dengan temannya.

1. JANGAN memaksa anak memahami Anda.
Menurut Anda, apa yang ada di benak anak ketika mainannya diambil dan diberikan kepada anak lain atau temannya. Coba mampu Anda bayangkan, suatu ketika bos/atasan Anda mendatangi ke meja kerja Anda dan tiba-tiba mengambil laptop yang tengah Anda pakai kemudian laptop tersebut diberikan ke rekan kerja Anda yang lain.
Apakah dengan cara ini Anda merasa bahwa Anda harus membuatkan dengan yang lain? Tentu tidak bukan? Yang pasti Anda rasakan bahwa bos Anda merampas laptop Anda. Begitu pula yang akan ada di benak anak Anda. sebagai orang renta yang paling bersahabat dengan anak-anak, peran Anda ialah memahami pikiran anak dan memberi pola lisan perihal berbagi, bukannya memaksa anak untuk memahami Anda.

2. JANGAN memaksa anak berbagi.
Anak-anak yang lebih kecil biasanya akan menjiplak kakaknya. Saat melihat kakak bermain dengan bola gres atau boneka baru, beliau akan mencoba mengambilnya. Tetapi kita tidak mampu berharap sang kakak akan sukarela memberikannya. Seringkali orangtua lupa bahwa makna membuatkan ialah menghargai orang lain. Kaprikornus lebih baik mengajari anak untuk menghormati/menghargai kakak/teman/saudara ketimbang mengajari anak untuk berbagi.

3. JANGAN memaksa anak berganti giliran.
Begantian ialah seni administrasi dasar yang sering digunakan orangtua untuk mengajarkan anak konsep berbagi. Setiap kali bertmain, bawah umur diminta bermain bergiliran. Sebelum anak memahami konsep berbagi, anak harus memahami konsep perihal waktu lebih dahulu. Dan biasanya , konsep perihal waktu mulai dipahami seorang anak di usia 3 tahun.

4. JANGAN merebut mainan anak.
Jangan sekali-kali orantua merebut mainan dari tangan anak hanya demi mengajarkan perihal berbagi. Sekali Anda mengajarkan kekerasan, maka Anda tengah mengajari anak hal yang sama. Lebih baik sampaikan dengan bahasa yang bagus, dan sodorkan tangan. Yakinlah, risikonya akan jauh lebih baik daripada cara pertama.

Semoga bermanfaat, wassalam.

0 komentar:

Posting Komentar