Sabtu, 04 Februari 2017

Rahasia Anak Yang Suka Berbohong

anak belum mengerti apa itu 'bohong'?, tetapi setidaknya, bohong pada anak dapat dikategorikan dalam dua hal, yaitu :

1. Bohong yang dapat merugikan
2. Bohong yang terpaksa dilakukan dengan maksud yang baik.

Dan beberapa faktor yang mengakibatkan anak berbohong ialah :

Khayalan
  • Jangan heran, kalau tiba-tiba anak kita bercerita bahwa ia habis jalan-jalan ke hutan sambil naik harimau.
Konflik pribadi
  • Secara tak sengaja ia memecahkan piring, tapi ketika ia melihat mata orang tuanya melotot dan membesar, mungkin ia akan mengatakan piringnya direbut si meoong.
Meniru
  • Saat kita enggan membuka pintu ketika ada tamu dan menyuruh biar anak kita bilang “mama tidak ada, sedang pergi” kepada tamu, maka suatu ketika anak kitapun akan memalsukan sikap kita tadi.
Perhatian
  • Karena ingin mencari perhatian, mampu saja anak tiba-tiba berkata,"Awas di kaki mama ada kecoa" lalu setelah itu,""kaciaan deh ... mama ketipu, hehehe.."

Dari faktor-faktor di atas, tidak semua kebohongan pada anak masuk pada kebohongan yang fatal. Yup, mampu saja bawah umur belum mampu membedakan antara bohong dengan imajinasi. Namun apapun juga, berbohong ialah perbuatan yang tidak baik dan dibenci Allah. Tidak ada seorang pun yang suka dibohongi.

Di sinilah tugas orang renta yang harus secara bertahap menjelaskan hal ini sesuai dengan tahapan usia anak. Nah, berikut tips yang mampu kita untuk mengatasi anak yang suka berbohong :

1. Komunikasi
Berkomunikasi dengan baik antara orang renta dan anak akan mempersempit peluang seorang anak untuk berbohong. Buatlah nuansa keterbukaan yang baik dengan bawah umur kita. Termasuk juga meng-komunikasi-kan apa itu bohong, apa jawaban dari bohong dan lain-lain.

2. Teladan
Anak ialah cermin diri kita, anak mampu memalsukan perilaku orang renta dengan ulung dan ketepatan yang luar biasa. Oleh alasannya itu, jadilah pola yang baik. Jujurlah dihadapan anak dan terutama dihadapan Tuhan SWT.

3. Tuduhan
Setiap orang butuh diberi kepercayaan, begitu pula dengan anak-anak. Jangan menuduh dulu!, berikan kepercayaan padanya. Dahulukanlah husnudzan (baik sangka). Dengarkan alasan yang ia kemukakan, dan tanamkanlah kuat-kuat rasa percaya dalam hati kita kepada bawah umur kita.

4. Hukuman
Hindarilah memberi hukuman! namun jikapun terpaksa, jangan memberi hukuman yang dirasakan berat dan sering. Karena, suatu hukuman oleh bawah umur mampu membuat anak lebih kreatif untuk mencari “cara selamat“, meski harus membohongi orang tuanya.


Semoga bermanfaat ... wassalam
sumber :
www.voa-islam.com
www.indonesia.newsbeet.com (gambar)
pengalaman pribadi

0 komentar:

Posting Komentar