Kamis, 09 Februari 2017

Jangan Remehkan Si Ceker Ayam


Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif

Siapa sih yang tak kenal ceker ayam atau kaki ayam? Bayangkan, semenjak bayi boleh merasakan nasi tim, kaki ayam sudah jadi hidangan favorit sehari-hari (Indonesia banget yaa..). Setelah bayi berguru jalan, makin rajin orang renta kita memasok kaki ayam pada sajian nasi timnya. Konon, kaki bayi mampu bertambah besar lengan berkuasa bila sering diberi kaki ayam.

Sebagian pakar sering protes dengan pendapat ini. Alasannya, episode ayam yang bergizi tentulah dagingnya. Sementara kaki ayam, jelas-jelas tanpa daging. Kalaupun ada episode kulitnya yang agak tebal, pasti tidak ikut dimakan oleh si bayi. Menanggapi pendapat mereka, para orangtua tidak serta-mertapantang mundur. Si kaki ayam tetap saja di ikutsertakan dalam membuat nasi tim bagi bayi-bayi mereka. ”Ya sudahlah bila tidak ada gizinya. Paling tidak kita mampu memanfaatkan rasa gurihnya. Toh dulu-dulu juga kita mampu sehat begini, kan antara lain alasannya yaitu ceker ayam”, kata seorang ibu yang jelas-jelas tidak mau meninggalkan kebiasaan yang sudah bebuyutan itu.

Ceker ayam memang berasa gurih, sampai orang remaja pun banyak yang hobi makan kaki ayam. Entah ceker ayam yang dimasak ala di sum atau ceker ayam yang dijadikan keripik bergengsi yang harganya luar biasa melambung. Lantas, betulkah kaki ayam sama sekali tidak bermanfaat? Atau betulkah kaki ayam mampu menguatkan kaki dan otot bayi sampai lebih cepat bangun kokoh lalu berjalan? Mari kita lihat apa saja yang terkandung dalam kaki ayam itu.

Di dalam kaki ayam terdapat kulit, otot, tulang dan kolagen. Kolagen adalah sejenis protein jaringan ikat yang liat dan bening kekuning-kuningan. Kalau terkena panas, kolagen akan mencair menjadi cairan yang agak kental menyerupai lem. Nah, susunan utama pada ceker ayam yaitu asam amino, yakni komponen dasar protein. Di dalam asam amino itu antara lain terdapat glisin-prolin, hidroksiprolin-agrinin-glisin.

Ceker ayam juga mengandung zat kapur dan sejumlah mineral. Dengan begitu, memang masuk nalar juga bila para orangtua tetap bertahan untuk menyuguhkan kaki ayam bagi belum dewasa mereka. Sebab, jenis asam amino prolin dan hidroksiprolin serta zat kapur jelas-jelas diperlukan dalam pertumbuhan anak. Betul memang ceker ayam tidak berdaging, tapi menyerupai di uraikan di atas, dikala terkena panas, kolagen yang terkandung di dalam kaki ayam akan segera mengalir dan bergabung dengan nasi tim. Nah, kolagen inilah yang kita manfaatkan, bukan dagingnya.

Memang untuk menerima gizi yang cukup, anak tidak hanya perlu mendapat ceker ayam, tapi juga tentu dagingnya. Meski begitu, kebiasaan memberi anak makan kaki ayam tetap tak perlu ditinggalkan. Fungsi kolagen bukan cuma untuk pertumbuhan anak. Orang yang menderita rematik pun amat dianjurkan sering-sering makan kaki ayam. Kenapa begitu? Karena protein kolagen ayam memiliki antigen yang bersifat imunogenik.

Ceritanya, di dalam badan kita terdapat dua macam antigen, yakni antigen absurd dan antigen diri. Setiap antigen mampu bersifat antigenik dan imunogenik. Antigen yang antigenik dapat berikatan dengan antibodi, meski tidak mampu merangsang badan membentuk antibodi terhadap antigen. Sementara antigen yang imunogenik juga berikatan dengan antibodi spesifik, tapi mampu pula menghasilkan antibodi spesifik terhadap antigen. Nah, antibodi terhadap antigen inilah yang perlu dirangsang bagi penderita rematik.Tentu relasi sang antigen tadi dengan penyakit rematik punya uraian ilmiah yang panjang sekali, yang agak sulit kita pahami sebagai orang awam. Yang jelas, makan kaki ayam secara rutin mulai dianjurkan bagi penderita rematik.

Betapapun hebatnya tugas si kaki ayam, tentu bila cuma di tim atau di rebus belaka, Anda enggan menyantapnya bukan? Apalagi bila dihidangkan setiap hari. Begitu juga dengan nasi tim si kecil. Jangan coba-coba cuma menghadirkan nasi tim dengan kaki ayam yang itu-itu saja dari hari ke hari. Bisa-bisa si kecil kelak tidak doyan makanan lain atau malah tidak mau makan.

Nasi tim tentu mampu kita buat bervariasi dengan menambahkan materi lain secara berganti-ganti. Kaki ayam untuk pengobatan ini pun mampu kita olah jadi hidangan lezat yang variatif. Yang jelas, olahlah kaki ayam dengan cara di rebus atau di tim, bukan di goreng. Kaki ayam yang di goreng sudah rusak struktur protein kolagennya akhir suhu yang tinggi. Perebusan dan pengetiman tidak boleh lebih dari 100 derajat Celsius supaya tak merusak protein si kaki ayam. Meski hanya boleh di rebus dan di tim,sebetulnya kaki ayam mampu dibuat menjadi aneka macam jenis hidangan menyerupai gambar diatas.


Wallahu a’lam dan semua kembali pada pilihan anda,


gambar : moodynadnob
sumber disini

0 komentar:

Posting Komentar