Sabtu, 11 Februari 2017
Ajarkan Segera Toilet Training Sejak Dini
Salam cerdas kreatif
"Waa .. adik pipis di celana lagi yaa...", bunyi ini yang sering terdengar ketika orang renta mendapati si buah hati buang air kecil (BAK) maupun buang air besar BAB di celana. Banyak hal mengakibatkan si anak tidak membuang air kecil pada tempatnya.
Pertama apakah orang tuanya atau orang-orang yang selalu bersamanya sudah mengajarkan cara buang air kecil yang benar. Dalam istilah psikologi perkembang anak, masa memperkenalkan kebiasan dan cara yang baik membuang hajat disebut “Toilet training”.
Toilet training merupakan cara untuk melatih anak biar bisa mengontrol buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Dengan toilet training dibutuhkan dapat melatih anak untuk bisa BAK dan BAB di daerah yang telah ditentukan. Selain itu, toilet training juga mengajarkan anak untuk dapat membersihkan kotorannya sendiridan memakai kembali celananya, demikian menurut Siti Mufattahah, S.Psi; Psikolog dan staf pengajar dari Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma, Depok.
Sebagai orang tua, tentu tidak bisa mengharapkan secara otomatis anak akan eksklusif bisa pipis di kamar mandi. Sedangkan mengendalikan rasa ingin pipis dalam dirinya saja si balita masih belajar. Toilet training yaitu sebuah pelatihan adaptasi diri. Siklus badan manusia, kalau bangkit tidur otomatis ingin buang air kecil. Demikian juga pada belum dewasa atau balita.
Kapan Toilet Training mulai diajarkan?
Toilet training bisa Dimulai Sejak Usia 2 Bulan.
Memang untuk mengajarkan toilet training pada anak gampang-gampang susah. Namun demikian sebagai orangtua tetap perlu mengajarkan pada anaknya. Untuk mengajarkan toilet training pada anak bisa dimulai semenjak usia 1 hingga 3 tahun. Pada ketika usia tersebut, si anak harus bisa melaksanakan toilet training. Jika si anak tidak bisa melaksanakan toilet training sendiri boleh jadi anak pernah mengalami hambatan.
Cara orangtua mendidik anaknya biar terbiasa untuk dapat pipis atau BAB sesuai waktunya, stimulasinya bisa dimulai semenjak usia 2 bulan. Caranya, orangtua bisa memeriksa popoknya atau mengganti popoknya setelah basah. Karena orangtua sebagai orang yang terdekat dengan anaknya mengetahui kapan waktu anaknya BAK atau pun BAB.
Apabila anak semenjak usia 2 bulan tidak bisa diajarkan toilet training, tidak ada salahnya anak diajarkan ketika usia 1 tahun. Perlu diingat anak pada usia 1 tahun mengalami fase anal. Pada fase ini anak mencapai kepuasan melalui bab anus. Fase kepuasan ini berafiliasi dengan kebersihan dan agenda kedisiplinan.
Jadi, seorang anak minimal sudah diajarkan semenjak usia 1 tahun. Bila anak diajarkan ketika berusia lebih dari 3 tahun dikhawatirkan akan agak susah mengubah perilaku anak. Selain itu, bila anak sudah lebih dari 3 tahun belum bisa untuk toilet training, boleh jadi ia mengalami kemunduran. Karena pada ketika usia 1 hingga 3 tahun ia belum bisa melaksanakan buang air sesuai dengan waktu dan daerah yang telah ditentukan. Akibatnya, anak bisa menjadi materi cemoohan teman-temannya.
Anak usia 4 tahun yang tidak bisa BAK atau BAB sesuai waktu dan daerah yang telah disediakan boleh dianggap kurang wajar. Tetapi pada usia tiga tahun masih dianggap wajar bila BAK atau BAB di celananya. Namun begitu, bukan berarti orangtua membiarkan saja. Berilah pengertian pada anak bahwa cara yang dilakukan tidaklah tepat.
Selamat berlatih dan semoga berhasil
Salam,
intisari dari banyak sekali sumber
picture : smartkidspublishing.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar