Senin, 16 Januari 2017

Semoga Menjadi Awal

Assalamualikum wr wb,

Sejatinya amal ibadah apapun kita lakukan semata-mata alasannya ialah Tuhan SWT, hanya alasannya ialah Allah. Tidak berharap apapun. Tidak berharap kebanggaan dari sesama manusia. Tidak berharap semoga dikaruniakan keberkahan di dalam setiap langkah kehidupan kita. Bahkan, pada tingkatan yang lebih tinggi, tidak berharap pahala bagi kebahagiaan akhirat. Karena insan diciptakan hanya untuk beribadah kepada-Nya, menyembah-Nya.

Namun, insan ialah manusia: sering menjadi manja, selalu menuntut lebih, selalu berharap balasan, tidak akan melaksanakan sesuatu ibadah apabila tidak mendapat iming-iming pahala, kebaikan, dan keberkahan yang luar biasa dari Sang Pencipta.

Sebagai teladan ialah betapa paniknya kita ketika bulan Ramadhan tiba. Kita bebondong-bondong melaksanakan ibadah alasannya ialah ada iming-iming pahala besar bila kita rajin beribadah pada bulan penuh kemuliaan itu. Ibadah sunat menjadi wajib, sementara ibadah wajib berlipat-lipat pahalanya. Dan seterusnya.

Sayangnya, usai Ramadhan kita kembali menyerupai biasa. Semangat Ramadhan telah hilang. Kita kembali bergelimang. Alih-alih, pada ketika Ramadhan belum usai pun semangat itu mulai menghilang. Semangat beribadah entah kenapa hanya ada di awal bulan Ramadhan. Sementara pada pertengahan bahkan final Ramadhan kita sudah berkelana entah kemana.

Maka kemudian bagi manusia-manusia itu dikabarkanlah informasi gembira bahwa ada malam kemuliaan yang bernilai seribu bulan, yakni (malam) Lailatul Qadar. Jika kita beribadah pada malam itu maka pahalanya akan luar biasa besarnya, supaya insan kembali bersemangat untuk beribadah menyerupai pada awal bulan Ramadhan.

Tahukan bahwa dirahasiakannya malam Lailatul Qadar sebenarnya ialah pukulan telak buat manusia. Sebenarnya kita sedang tersindir. Rahasia kapan datang malam Lailatul Qadar itu menunjukkan pelajaran bahwa ibadah mestinya tidak hanya dilakukan dalam satu malam saja.

Andailah insan tak goyah dalam melaksanakan ibadah, rajin, dan istiqomah; Karena ibadah tak terbatas waktu, kapan saja, dan sepanjang masa. Tapi baiklah, Ramadhan dan Lailatul Qadar semoga menjadi awalan yang baik untuk beribadah. (A Khoirul Anam-red)


Wass. Wr. Wb
Sumber
http://blog.its.ac.id/syafii/2009/08/09/berburu-lailatul-qadar/
http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=10339

0 komentar:

Posting Komentar