Ibu,
Bukannya saya malas dan suka melamun, tapi saya lagi menyiapkan diriku mendapatkan seluruh keindahan alam semesta. Beri saya kesempatan berdiam sejenak alasannya ialah gambar-gambar kehidupan yang sedang kurekam akan membuatku mampu memahami simfoni dan harmoni. Ingin sekali saya menciptakan melodi yang mengagumkan biar Ibu mampu menikmatinya sambil menyebarkan saya kuliner yang enak.
Ibu,
Bukannya saya tak mampu menjumlah 2 + 0 + 4, tapi saya lagi melihat seekor belibis berenang di bak yang mengagumkan dengan deretan dingklik cantik di sekelilingnya. Beri saya kesempatan merekamnya di alam kesadaranku alasannya ialah ingin sekali saya menyebarkan Ibu sebuah bak renang yang mengagumkan dan kita duduk bersama di dingklik yang empuk dan cantik sambil menikmati bahagianya belibis berenang.
Ibu,
Bukannya saya tak mau mendengar dan menatap mata Ibu saat dongeng-dongeng itu dibacakan dan lagu nina bobo dinyanyikan, tapi saya lagi mencicipi indahnya bunyi Ibu berpadu dengan suara-suara lain di kamar ini. Beri saya kesempatan menikmatinya alasannya ialah suatu hari nanti akan kubuatkan sebuah ruangan biar Ibu mampu menyanyi dan mengaji. Di Ruangan itu kita mampu bernyanyi bersama dan selalu mampu kunikmati bunyi Ibu yang merdu melantunkan ayat-ayatNya.
Ibu,
Bukannya saya tak mampu membaca kata demi kata yang ibu ajarkan, tapi saya lagi merekam taburan kata-kata biar terangkai sebuah kalimat yang indah, layak dan sopan. Beri saya kesempatan melihat kata-kata itu saling merangkai, alasannya ialah saya ingin menulis sebuah puisi yang mengagumkan yang spesial untuk saya persembahkan di hari ulang tahun Ibu.
Ibuku Sayang,
Kalau Ibu marah dan mencubit, tangis dan air mataku itu bukanlah alasannya ialah saya benci atau marah. Aku hanya duka kalau cubitan dan amarah Ibu mengikis rasa sayang, cinta, dan potensiku untuk menghadiahi Ibu sebuah rumah mungil dengan bak renang, ruang bernyanyi dan dapur yang indah. Dan hatiku akan sangat menyesal kalau tak tak sanggup merangkai dan membacakan puisi mengagumkan di hari spesial Ibu. Karena bagiku : IBU ADALAH SEGALANYA.
Suara Hati dari Seorang Anak yang lebih banyak didominasi otak kanan.
Ditulis dan Dikirim oleh: Pak Muliadi Saleh
Sumber : Ayah Edi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar