Jumat, 29 Juli 2016
Anak Perlu Bermain Sendiri Juga .
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Bermain ialah dunia anak, kita semua tahu itu. Namun, pernahkah memperhatikan, di usia batita belum dewasa sudah memiliki teladan bermain yang berbeda-beda. Tak jarang, mereka tampak asyik bermain sendirian atau soliter alasannya ialah teladan bermain ini memang masih mendominasi masa usia tersebut.
Hanya saja, tak sedikit para orang bau tanah yang merasa khawatir melihat batitanya lebih suka bermain sendiri daripada bersama sobat sebaya, walau tak sedikit pula yang malah merasa damai bila anaknya bermain sendiri. Daripada hingga bertengkar alasannya ialah berebut mainan dengan sobat sebaya, lebih baik main sendiri, begitu pikir mereka.
Saat si batita belum mau bermain bersama anak lain, Alma Nadhira, Psi., baiklah kalau orang bau tanah tidak memaksanya. Menurut psikolog dari RS Fatmawati, Jakarta ini, mereka masih bersifat malu-malu atau takut-takut. Kalaupun di dekatnya ada sobat sebaya, biasanya mereka tak saling terlibat. Apalagi kita tahu di usia batita ego anak masih tinggi. Dia belum mau membuatkan dan masih ingin diperhatikan, sehingga bermain bersama dapat membuatnya merasa tak nyaman, misalnya kalau si sobat menginginkan mainan dari tangannya dan berusaha merebut.
Namun, tak tertutup kemungkinan anak usia batita pun ada yang sudah bisa bersosialisasi. Ia bisa bermain bersama dengan sobat lainnya. Malah bisa jadi ia merasa kurang besar hati bila tak punya sobat bermain atau harus bermain sendirian.
Jadi, menurut psikolog yang disapa Dhira ini, bermain sendiri atau bersama tergantung pada masing-masing anak dan juga orang tuanya. Ada anak yang memang merasa lebih senang bermain sendiri dibanding bermain dengan temannya. Besar kemungkinan, ini alasannya ialah orang tuanya tidak mendorong si anak bersosialisasi semenjak dini.
Sebaliknya, ada juga anak yang malah lebih senang bermain bersama. Biasanya, ini terjadi alasannya ialah orang bau tanah cenderung mendorongnya bermain bersama anak lain semenjak dini. Contohnya, orang bau tanah yang tinggal dalam keluarga besar.
Manfaat Bermain Sendiri:
* Bermain sendiri melatih kognisi atau melatih kemampuan mencar ilmu berdasarkan apa yang dialami dan diamati dari sekelilingnya.
* Saat sedang sendiri memainkan permainan yang menantang, anak memiliki kesempatan melatih konsentrasi dalam memecahkan masalah. Misalnya, ketika bermain pasel anak akan berusaha memfokuskan diri menyambung kepingan¬kepingan gambar biar menjadi utuh kembali.
* Saat sendirian, imajinasi anak juga bebas mengembara ke mana-mana. Hal itu dimungkinkan alasannya ialah dengan bermain sendiri ia dapat melepaskan diri dari kesibukan di sekeliling mereka. Kaprikornus anak punya kesempatan untuk berpikir dan berkhayal sebebas-bebasnya. Adakalanya anak juga perlu menikmati privasinya, bukan?
Semoga bermanfaat, wassalam.
sumber: nakita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar