Saya bukannya mau promosi yak, cuma mau ikut mengomentari. Dari beritanya kompas, lewat link Benarkah "Bubur Bayi Sehat" Menyehatkan? Saya jadi ikut miris ketika lihat berbagai orang renta yang antri beliin anaknya bubur yang dimaksud, dengan alasan praktis dan sehat, katanya buburnya jam delapan pagi sudah habis.
Saya sih tidak memandang miring orang renta yang lebih suka beli dibandingkan bikin sendiri, toh setiap orang punya kesibukan masing-masing. Bahkan perawat di salah satu dokter anak yang saya datangi juga lebih menyarankan bubur instan dibanding bubur bikinan sendiri, namun memilih produk yang katanya sehat (sekali lagi diklaim oleh produsen loh, mana ada dagang yang bilang dagangannya jelek), kenapa sebegitu cepat orang percaya.
Ada salah satu waralaba yang mengklaim produknya, ialah bubur bayi yang tahan lebih dari 12 jam di suhu ruang / tidak bau / berair, tanpa harus dimasukkan ke dalam kulkas. Hmm.... kira-kira, berasnya jenis apa ya? kok saya bikin bubur, dua jam aja sisa di panci udah berair.
Lalu ada pula klaim bahan-bahannya kualitas premium dan sudah diuji di salah satu lab, sementara saya baca di bulan kemarin, lab bersangkutan salah melaksanakan uji terhadap beras plastik. (Okezone.com)
Pendapat saya langsung ya, dibandingkan percaya sama orang lain yang ngakunya jual makanan sehat, lebih baik sih bikin sendiri. Apalagi untuk bayi, jika untuk diri sendiri sih gampang-gampang ajah.
Kalau memang pingin makanan sehat organik, cukup beli materi yang memang organik, jika perlu tanam bayam sendiri di depan rumah. Bagi yang enggak punya tanah, mampu pakai pot.
Apalagi yang namanya bisnis, mana ada usaha yang iklannya tidak mengklaim sesuatu yang bagus?
Bikin bubur itu enggak sulit kok, gampang. Toh juga sudah ada alat Slowcooker. Bahkan, pakai kompor juga bisa. Atau mau gampangnya, nasi matang dimasak lagi hingga lembut, lalu diblender. Lebih gampangnya lagi, bikin tepung beras sendiri, masak (untuk bayi 6 bulan). Makara deh tuh bubur. Untuk pemanis sayur dan lauk, tinggal kukus, blender bareng-bareng.
Sepertinya sih yang kurang itu bukan waktu ya, namun pengetahuan dan kemauan orang tua. Kalau memang mau, berbagai informasi mengenai makanan pendamping ASI ini di internet. Enggak perlu beli buku sebenarnya. Atau tidak punya internet? Hari gini, siapa sih yang enggak buka Facebook lewat hape?
Be Smart ya mommy, jangan terpengaruh dengan yang praktis-praktis ajah.
0 komentar:
Posting Komentar