Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Pengertian
Muntah ialah keluarnya isi lambung hingga ke mulut. Isi muntahan dapat berupa cairan bercampur makanan atau cairan lambung saja. Muntah pada anak sering menimbulkan kecemasan bagi kita. Hal tersebut sangat wajar karena muntah yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) yang merupakan salah satu kondisi kegawatdaruratan pada anak.
Mekanisme Terjadinya Muntah
Muntah terjadi melalui mekanisme yang sangat kompleks. Terjadinya muntah dikontrol oleh sentra muntah yang ada di susunan saraf sentra (otak) kita. Muntah terjadi apabila terdapat kondisi tertentu yang merangsang sentra muntah. Rangsangan sentra muntah kemudian dilanjutkan ke diafragma (suatu sekat antara dada dan perut) dan otot-otot lambung, yang menimbulkan penurunan diafragma dan kontriksi (pengerutan) otot-otot lambung. Hal tersebut selanjutnya menimbulkan peningkatan tekanan di dalam perut khususnya lambung dan menimbulkan keluarnya isi lambung hingga ke mulut.
Beberapa kondisi yang dapat merangsang sentra muntah di antaranya aneka macam gangguan di susukan pencernaan baik bisul (termasuk gastroenteritis) dan non bisul (seperti obstruksi susukan pencernaan), toksin (racun) di susukan pencernaan, gangguan keseimbangan, dan kelainan metabolik.
Penyebab Muntah
Muntah ialah salah satu gejala dari suatu penyakit. Banyak penyakit pada anak yang dapat menyebabkan muntah. Sebagian besar muntah pada anak disebabkan gastroenteritis virus. Namun tidak mudah bagi orang bau tanah untuk mengetahui penyebab muntah secara pasti. Oleh karena itu periksakan anak anda ke dokter untuk mengetahui penyebab muntah (diagnosis) dan penanganannya di rumah.
Berikut ini ialah kemungkinan penyebab muntah pada anak :
- Gastroenteritis akut
- Food poisoning
- Stenosis pilorik
- Apendisitis akut
- Obstruksi intestinal (penyumbatan susukan penceranaan)
- Penyebab muntah lainnya: migrain, sakit kepala, flu, ISPA, meningitis, tumor kepala, cedera kepala, dan lain-lain (masih banyak penyebab muntah yang tidak mampu saya sebutkan secara detail)
Perlukah Obat Anti Muntah?
Menghentikan muntah bukanlah tujuan utama penanganan muntah. Muntah merupakan gejala dari suatu penyakit. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui penyebab muntah (diagnosis) dan menunjukkan terapi sesuai dengan penyebabnya. Sebagai contoh, apabila terjadi obstruksi (penyumbatan) susukan pencernaan diharapkan tindakan bedah.
Pada keadaan bisul susukan pencernaan (gastroenteritis) dan keracunan (makanan, materi kimia, dan lain-lain) muntah tolong-menolong merupakan mekanisme pertahanan tubuh. Melalui muntah, tubuh berupaya mengeluarkan aneka macam racun yang terdapat dalam lambung. Mekanisme pertahanan tubuh yang alami tersebut serupa dengan yang terjadi pada diare.
Oleh karena itu, muntah pada anak yang disebabkan gastroenteritis dan keracunan makanan tidak dianjurkan untuk diberikan obat anti muntah. Selain itu, belum terdapat bukti klinis yang cukup berpengaruh yang mendukung efektivitas obat anti muntah pada gastroenteritis akut. Bila anda bermaksud menunjukkan obat antimuntah, diskusikan problem tersebut dengan dokter anda.
Obat anti muntah dapat diberikan pada kondisi tertentu menyerupai muntah yang disebabkan kemoterapi. Apabila penyebab muntah tidak diketahui maka tidak dianjurkan untuk menunjukkan obat anti muntah.
Penanganan Muntah di Rumah
Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan di rumah apabila anak anda muntah:
- Tetap hening dan jangan panik.
- Jangan menunjukkan obat muntah tanpa usulan dokter. Diskusikan dengan dokter mengenai risiko dan manfaatnya kalau akan menunjukkan obat muntah.
- Posisikan anak pada posisi telungkup atau miring (miring ke kiri atau ke kanan) untuk menghindari isi muntahan masuk ke susukan napas.
- Perhatikan tanda-tanda dehidrasi. Dehidrasi ialah keadaan tubuh kekurangan cairan. Dehidrasi dapat terjadi apabila anak muntah terus-menerus. Dehidrasi yang berat dapat mengancam nyawa.
- Tetap berikan cairan. Pemberian cairan (minum) sangat penting untuk mencegah anak dehidrasi. Apabila anak menolak, tetap bujuk anak untuk minum. Untuk Bayi, kalau anda masih menyusui, berikan ASI. Dokter mungkin akan menambahkan cairan elektrolit (oralit). Bila bayi anda menerima susu formula, dokter mungkin akan menggantikan sementara susu formula dengan oralit selama 12-24 jam pertama, atau menganjurkan untuk menunjukkan susu formula yang 2 kali lebih encer dibandingkan susu formula yang biasa diberikan. Untuk anak yang lebih besar dapat diberikan air, air bercampur gula (1 sendok teh gula dalam 120 ml air), dan oralit. Berikan cairan dalam jumlah sedikit-sedikit tapi sering (1 sendok teh tiap 1-2 menit). Apabila toleransi anak baik (tidak muntah lagi), tingkatkan jumlah cairan secara bertahap. Apabila anak tetap muntah, tunggu 30-60 menit terhitung semenjak muntah terakhir, lalu berikan 1 sendok teh cairan tiap 1-2 menit. Pemberian cairan dalam jumlah sedikit namun frekuensinya sering relatif lebih mudah ditoleransi anak dari pada sumbangan dalam jumlah banyak sekaligus.
- Modifikasi pola makan. Hindari sumbangan makanan yang padat/keras dan berlemak karena makanan tersebut relatif lebih lama dicerna dan dapat merangsang muntah.
Kapan Harus Ke Dokter?
Periksakan anak anda ke dokter apabila :
- Usia anak < 6 bulan Usia anak > 6 bulan dan suhu tubuh > 38,5°C
- Terdapat tanda dehidrasi
- Muntah berlangsung lebih dari 8 jam atau muntah menyembur
- Muntah bercampur darah
- Buang air besar bercampur darah
- Belum buang air kecil dalam 8 jam terakhir
- Anak menelan benda beracun/berbahaya
- Leher anak kaku
- Anak tampak lemah
- Muntah disertai nyeri perut
- Muntah disertai perut kembung dan tegang
Semoga bermanfaat, wassalam
Referensi:
Chandran L, Chitkara M. Vomiting in Children: Reassurance, Red flag, or Referral? Pediatr. Rev. 2008; 29; 183-92.
Treating Vomiting. http://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Treating-Vomiting.aspx
Vomiting and Diarrhea in Children. http://familydoctor.org/online/famdocen/home/children/parents/common/stomach/196.html
sumber:http://www.arisclinic.com/2011/04/mengatasi-muntah-pada-anak/
0 komentar:
Posting Komentar