Senin, 11 Desember 2017

Mengenali Jenis Kotoran/Feses/ Pup Bayi

Topik kita kali ini masih berafiliasi dengan makanan bayi, masih juga ada rentetannya dengan sembelit pada bayi. Iyak, mengenai pup bayi. Pada ibu-ibu baru, perubahan tekstur, warna dan wangi pada feses bayi pasti menjadikan aneka macam tanda tanya serta keraguan. Saya juga pernah mengalaminya, waktu si Cuta kecil, sempat kaget dikala pada umur dua bulan, fesesnya berubah wangi menjadi amat-amat asam. Syukurnya waktu itu sih tidak panik alasannya yakni si kecil tidak rewel.

Nah, sebagai smart mommy, mengenali jenis kotoran bayi bisa jadi pengetahuan dasar. Karena kotoran menunjukan apa yang dimakan oleh bayi, apakah ASI,  susu formula atau sudah mendapat makanan padat. Teksturnya pun bermacam-macam, bisa cair, pekat, keras atau lembek.

Selain berafiliasi dengan makanan, feses bayi juga bisa dijadikan indikator kesehatan. Kadangkala seorang ibu gres akan eksklusif panik jikalau pup atau feses bayi berubah tekstur atau warna, dan buru-buru membawanya ke dokter. Nah, biar tidak kejadian begitu, ada baiknya jikalau ibu mengetahui dulu jenis-jenis kotoran pada bayi, entah itu pup bayi yang gres lahir, bayi yang berusia sebulan, enam bulan dan seterusnya.

Diambil dari beberapa sumber, terutama babycenter.com untuk poto-potonya, dan juga mayo clinic.

Kotoran bayi gres lahir


Kotorannya berwarna hijau kehitaman. Umumnya ini yakni feses bayi gres lahir dan disebut dengan mekonium. Sekilas mungkin menyerupai oli. Warnanya pekat menyerupai ini alasannya yakni terbuat dari cairan ketuban, lendir, sel-sel kulit, dan hal-hal lain tertelan dalam rahim. Mekonium kadang tidak begitu berbau, dan berlangsung hanya dalam satu atau dua hari ke depan. Setelah dua sampai empat hari, kotoran bayi akan mulai berubah, berwarna lebih ringan, menjadi hijau dan tidak begitu lengket. Ini artinya bayi mulai mencerna ASI atau susu formula. Dan satu yang melegakan, terusan usus bayi baik-baik saja.

Kotoran Bayi ASI 

Umumnya kotoran  bayi ASI berwarna kuning cerah, dengan konsitensi lembek dengan sedikit cairan serupa diare, dan berisi bintik-bintik menyerupai biji. Baunya tidak begitu menyengat.
Kadang juga berwarna hijau, yang diakibatkan dari makanan yang ibu makan. Jika kotoran bayi berwarna hijau dan berbusa,  itu menunjukan bayi makan terlalu banyak foremilk, atau ASI yang berwarna putih bening, didapatkan di awal-awal menyusui. Biasanya rendah kalori alasannya yakni lemaknya sedikit, beda dengan hindmilk yang pekat.



Sesuai dengan perkembangan bayi, akan ada masa dimana terjadi transisi. Tiba-tiba kotoran bayi begitu berbau asam dan menyengat, padahal biasanya tidak begitu berbau. Ini biasanya terjadi setelah berumur sebulan. Ini yakni hal yang normal dan menerangkan fungsi ususnya yang semakin membaik.



Kotoran Bayi dengan susu formula


Warnanya agak pucat, tekstrunya menyerupai selai kacang dengan spektrum warna yang bervariasi. Warna cokelat, kuning-cokelat atau hijau – cokelat. Baunya lebih tajam dibanding bayi ASI namun masih kurang tajam dibandingkan bayi yang sudah mengkonsumsi makanan padat.

Kotoran Bayi dengan embel-embel zat besi 


Warnanya akan menjadi hijau pekat dan hampir hitam dikala mendapat embel-embel Zat besi. Namun jikalau warna ini terjadi bukan alasannya yakni tambahan zat besi dan bukan mekonium, maka ada yang harus diwaspdai. Periksakan si bayi ke dokter.

Kotoran pada Bayi yang mulai MPASI

Perubahan ekstrem pertama akan terjadi pada masa ini. jikalau bayi mulai makan sereal beras, pisang, bubur bayi dan sebagainya, maka kotorannya cenderung menjadi cokelat, cokelat bau tanah dan teksturnya lebih padat daripada selai kacang. Namun yang normal, tetap lembek.



Jika ada warna-warna lain yang berasal dari sisa makanan, dipastikan itu yakni sisa dari makanan bayi yang tidak tercerna sempurna. Jangan kaget jikalau menemukan warna oranye wortel, merah dari bit, atau bahkan kulit-kulit buah yang masuk bersama jus atau puree.

Jangan kgawatir jikalau bayi kekurangan nutrisi alasannya yakni makanannya malah keluar lagi bersama feses. Usus bayi masih belum tepat sehingga tidak bisa mencerna keseluruhan makanan. Makanan yang masuk jadi tidak sepenuhnya rusak, atau jikalau tidak terkunyah dengan sempurna.

Kotoran bayi yang diare


 Feses cair, berwarna kuning, hijau atau cokelat, seolah meledak dari dalam popok. Bayi diare bisa menjadi tanda bisul atau alergi.

Kotoran Bayi Sembelit


Saat ibu menemukan bulatan-bulatan gelap di popok si kecil, bayi mungkin sedang mengalami sembelit. Terlebih jikalau bayi tidak nyaman dan disertai darah yang dihasilkan dari iritasi anusnya. Warnanya gelap, bisa cokelat dan sedikit hitam. Yang jelas, pup bayi sembelit sangat keras, bahkan jikalau ditekan.

Untuk membantu si kecil, ibu bisa mengunjungi artikel mengatasi sembelit pada bayi.

Kotoran Bayi berwarna hijau dan berlendir
Cirinya yakni kotoran si bayi mengkilap, dan menyerupai benang di dalamnya. Kotorannya menyerupai ini kadang bisa terjadi dikala bayi mengeluarkan banyak air liur alasannya yakni lendir pada cairan itu tidak tercerna sehingga muncul pada kotoran.



Ibu hanya perlu khawatir jikalau bayi juga mengalami gejala lain menyerupai rewel, atau pupnya selalu menyerupai itu dalam jangka waktu lebih dari dua hari.

Selengkapnya baca di : Kenapa Feses Bayi Berwarna Hijau?

Kotoran bayi berdarah
Kadang-kadang darah dalam kotoran bayi bisa berwarna merah cerah, dan adakala hitam (yang berarti itu sudah dicerna).

Darah bisa muncul dalam kotoran bayi dengan banyak alasan, diantaranya:
* Kotoran normal diwarnai dengan darah merah, yang seringkali merupakan tanda alergi protein susu.
* pup bayi yang sembelit dengan sedikit darah merah, kemungkinan jawaban luka di anus atau wasir kecil.
* Diare bercampur darah merah, yang dapat mengindikasikan bisul bakteri.




Ketika darah hitam muncul dalam popok bayi - biasanya dalam flek kecil yang terlihat menyerupai opium atau biji wijen hitam - sering kali alasannya yakni bayi ASI dan menelan darah dari puting ibu yang retak dan berdarah. Jika darah berasal dari hal ini, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Namun penangan yang terbaik perlu dilakukan jikalau terjadi gejala mengkhawatirkan lain pada bayi. Maka segeralah hubungi dokter.
.

0 komentar:

Posting Komentar