Senin, 20 November 2017

Saat Demam pada Anak terkadang tidakan Berlebihan


Dr. Widodo Judarwanto Sp.A

 Saat Demam pada Anak



Seringkali orangtua cemas ketika anak mengalami demam. Kecemasan itu menjadikan tindakan yang berlebihan bukan hanya dilakukan orangtua tetapi juga oleh sebagian dokter. Padahal demam pada umumnya tidak berbahaya. Demam merupakan salah satu mekanisme badan untuk mengatasi infeksinya.

Demam biasanya tidak mengindikasikan sesuatu yang serius. Demam  bergotong-royong tak membahayakan dan mampu saja justru merupakan suatu membuktikan yang baik-kondisi ini seringkali cara badan untuk melawan infeksi-dan tidak semua keadaan demam perlu diobati. Namun, demam tinggi mampu membuat anak tidak nyaman. Tetapi harus diwaspadai sebagai penyakit yang tidak ringan kalau demam menjadikan dehidrasi, kejang atau kesadaran menurun.

Demam pada umumnya disebabkan karena infeksi virus yang sebagian besar tidak memerlukan antibiotika dan tidak berbahaya kecuali disebabkan virus dengue penyebab Demam Berdarah. Seringkali terjadi overdiagnosis penyakit tifus padahal anak hanya mengalami infeksi virus biasa.

Seringkali tindakan panik dan tindakan berlebihan dilakukan oleh orangtua bahkan sebagian dokter ketika menangani demam pada anak. Saat terjadi demam kadang orangtua masih khawatir dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Diobati sendiri, harus segera ke dokter atau harus segera cek darah. Dalam menyikapi tersebut, setiap orangtua dan setiap dokter berbeda. Ada yang meremehkan ada yang berlebihan. Sebagian orangtua, demam sedikit harus segera ke dokter.

Bahkan sebagian dokter juga kadang berlebihan, demam sebentar eksklusif diberi obat antibiotika dan eksklusif mengadviskan harus cek darah. Tidak semua keluhan demam harus diberikan obat antibiotika atau harus eksklusif cek laboratorium. Tindakan yang berlebihan menyerupai itu justru sering merugikan anak dibanding efek demam itu sendiri.

Demam lebih dari 72 jam tidak harus selalu periksa laboratorium darah karena tidak selalu disebabkan karena demam berdarah atau tifus. Sebaiknya, pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan advis dokter. Bukan berdasarkan undangan sendiri atau berdasarkan advis petugas laboratorium. Perlu tidaknya cek darah atau jenis pemeriksaan laboratorium harus sesuai dengan manifestasi klinis pada anak supaya tidak berlebihan. Kalau ragu-ragu sebaiknya menghubungi dokter anak mampu konsultasi eksklusif atau pertelepon, apakah perlu cek darah atau tidak.

Untuk minta advis jenis pemeriksaannya. Seringkali terjadi dokter hanya mengadviskan cek darah lengkap, tetapi atas advis perugas laboratorium atau cita-cita sendiri menambah jenis pemeriksaan yang tidak perlu. Tetapi sebaliknya, orang bau tanah juga jangan terlalu meremehkan kalau demam disebabkan karena penyakit berbahaya disertai gangguan yang mengancam jiwa atau membuat penyakitnya lebih berat kalau terlambat penanganannya. Hal penting lain ialah pengukuran suhu ketika anak demam. Untuk bayi, ukur suhu dubur karena paling mendekati suhu badan yang sebenarnya. Untuk anak besar, ukur suhu di tempat verbal atau telinga. Suhu di ketiak sekitar 0,5 hingga 0,8 derajat lebih rendah dari suhu rectal. Jangan "menebak" suhu badan berdasarkan perabaan tangan tanpa menggunakan termometer.

Mencari penyebab demam pada anak


Dalam keadaan demam bergotong-royong yang lebih penting ialah mencari penyebabnya. Orangtua tidak perlu kawatir kalau penyebabnya ialah infeksi virus biasa. Harus diwaspadai kalau demam tersebut disebabkan penyakit berbahaya menyerupai DBD, meningitis atau infeksi otak. Bila dicurigai infeksi basil menyerupai tifus atau infeksi jalan masuk kencing harus konsultasi ke dokter. Penting untuk diketahui, seringkali terjadi overdiagnosis penyakit tifus karena pemeriksaan laboratorium tifus sangat sensitif dan menyesatkan kalau tidak cermat mengamati tanda dan gejala penyakitnya.

Langkah yang harus dilakukan ialah :

1.  Penyebab paling sering, infeksi virus.
Meski kadang sedikit lesu tetapi, kalau anak masih aktif dan mau bermain di lantai biasanay disebabkan karena infeksi ringan menyerupai infeksi virus. Infeksi virus ditandai dengan pilek dan atau batuk, atau diare tanpa darah. Sebagian infeksi virus tanpa gejala batuk, pilek atau gangguan lain. Ciri khas infeksi virus demam biasanya akan tinggi dalam 1-2 hari pertama, ketika hari ke 3-5 turun atau kadang hari ke 4-5 naik lagi tetapi tidak setinggi hari ke 1-2. Biasanya hari ke 6-7 akan membaik sendiri. Dalam keadaan menyerupai ini tidak perlu antibiotika dan tidak perlu cek darah.
   
2. Demam berdarah dengue. Infeksi virus yang paling harus diwaspadai ialah DBD dengan tampilan khas demam biasanya akan tinggi dalam 1-2 hari pertama, ketika hari ke 3-5 turun atau kadang hari ke 4-5 naik lagi tetapi tidak setinggi hari ke 1-2. Tetapi ketika hari ke 3-5 anak sangat lemas tidak mau main turun ke bawah sepanjang hari anak tidur dan hanya mau digendong berebah di sandaran. Dalam keadaan menyerupai ini dianjurkan untuk periksa darah lengkap, atau IgG IgM Dengue. Tetapi tidak perlu cek widal atau IgG Tiphus. Juga tidak perlu cek CRP, SGOT, SGPT. Pemeriksaan untuk penyakit tifus sering sangat sensitif, dimana ketika terkena infeksi virus hasil pemerikaan widal atau IgG Tiphus meningkat padahal tidak menderita penyakit tifus. Hal ini yang menunjukkan bahwa penderita demam berdarah juga didiagnosis sakit tifus. Sebenarnya yang terjadi hasil laboratorium tifus sering menyesatkan karena menjadikan tanda kasatmata palsu. Hal ini sering terjadi terutama pada penderita alergi dan hipersensitif jalan masuk cerna
   
3. Radang selaput otak atau infeksi otak (Meningitis atau ensefalitis). Infeksi virus yang berbahaya lainnya ialah meningitis dan ensefalitis. Penyakit ini hars dicurigai kalau demam disertai kejang berulang dan lama atau disertai kesadaran menurun.
   
4. Infeksi bakteri. Penyebab infeksi yang jarang ialah infeksi bakteri. Ciri khasnya ialah ketika hari 1-2 tidak terlalu tinggi, tetapi hari ke 3-5 semakin tinggi. Infeksi basil yang harus dicurigai ialah infeksi jalan masuk kencing, tifus, bronkitis, pnemonia atau infeksi basil lainnya. Dalam keadaan menyerupai ini, sebaiknya harus dikonsultasikan ke dokter.
   
5. Penyebab jarang. Penyebab lain sangat jarang menyerupai reaksi auto immun, keganasan dan sejenisnya. Hal ini terjadi kalau demam lebih dari 5-7 tidak diketahui sebabnya.
   
6. Demam tinggi bukan disebabkan karena tumbuh gigi. Hal sering mengecoh klinisi terutama pada penderita alergi atau hipersenitif jalan masuk cerna. Dalam keadaan demam mereka mengalami gangguan pencernaan dan gangguan di sekitar verbal menyerupai gusi bengkak, bibir kering, pengecap putih, pengecap berpulau (geographic tongue), bibir kering dan berdarah. Pada keadaan gusi infeksi sering dianggap gigi tumbuh, Bila dicermati infeksi gusi terjadi pada sebagaian besar gusi, tidak hanya pada lokal satu gigi.

Obat dan Penanganan Demam

-    Demam merupakan gejala, bukan penyakit. Cari penyebabnya bukan terburu-buru memperlihatkan obat demam.

-    Kompres. Kompres dengan air hangat. Hindari kompres dengan air hambar atau alkohol. Kompres alkohol berbahaya karena uap yang ditimbulkannya terhitup anak dapat berdampak buruk

-   Tak perlu kawatir kalau anak sulit makan atau minum. Tak perlu kawatir kalau anak tidak mau makan sama sekali, selama anak masih mau minum air teh manis atau susu 50-60 persen dari jumlah biasa atau sekitar 400-500 cc dalam sehari. Tidak juga perlu kawatir kalau anak masih aktif dan bermain menyerupai biasa. Karena pada umumnya terutama anak dengan hipersensitif jalan masuk cerna atau anak dengan picky eaters akan mengalami sulit makan ketika demam. Biasanya tidak akan berlangsung lama, anak tersebut mengalaminya dalam 3-5 hari. Orang bau tanah harus khawatir kalau anak tampak lemas berlebihan seharian tidur terus dan anak gelisah sepanjang hari.

-    Parasetamol/Asetamino. Parasetamol dianggap cukup aman dibandingkan dengan obat penurun demam golongan lain, karena efek samping ke jalan masuk pencernaan minimal. Dapat diberikan secara oral maupun rektal. Namun kalau digunakan melebihi dosis yang dianjurkan dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan hati. Selalu baca petunjuk penggunaan pada kemasan, atau ikuti petunjuk dokter seorang mahir anak Anda.

-    Ibuprofen. selain menurunkan demam dan meredakan nyeri, ibuprofen memiliki manfaat antiinflamasi (anti radang) rendah. Efek sampingnya berupa mual, perut kembung dan yang paling parah pendarahan di lambung.

-    Naproxen.
Sering juga dikenal sebagai Naproxen sodium. Obat ini dikategorikan sebagai antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Bekerja dengan cara menurunkan hormon penyebab pembengkakkan dan rasa nyeri pada tubuh.Umumnya digunakan untuk meredakan gejala arthritis menyerupai peradangan, infeksi kaku dan nyeri sendi. Hanya mampu didapatkan melalui resep dokter. Karena penggunaan naproxen dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, tidak disarankan untuk anak dengan riwayat penyakit jantung. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak, sebelum obat ini diberikan.

-    Aspirin. Dikenal juga dengan nama asam asetilsalisilat yang memiliki fungsi untuk menurunkan demam, meredakan nyeri dan antiinflamasi. Aspirin sama menyerupai ibuprofen, dapat menyebabkan mual dan pendarahan lambung. Karenanya, selalu konsumsi aspirin sesudah makan. Aspirin juga tidak dianjurkan untuk belum dewasa kalau demam disebabkan oleh infeksi virus, karena dapat menyebabkan Sindrom Reye (gangguan hati yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran).

Kapan harus membawa anak ke dokter?

-    Bila bayi berusia kurang dari 3 bulan dengan suhu di atas 38,3°C.
-    Kalau demam lebih dari 48 jam-72 jam tanpa batuk pilek, sehingga Anda perlu mencari penyebabnya. Misalnya, menyingkirkan kemungkinan ISK (Infeksi Saluran Kemih).
-    Tidak mau minum sama sekali, anak hanya mau minum kurang dari biasanya dan mengalami dehidrasi. Mata anak tampak cekung. Bila ubun-ubun belum menutup, Anda dapat melihat bahwa ubun-ubun juga cekung. Anda juga dapat melaksanakan tes kulit sederhana. Cubit kulit anak, kalau mengeriput dan cukup lama ke posisi awal, maka dapat dikatakan anak Anda mengalami dehidrasi.
-    Rewel berlebihan atau menangis terus menerus disertai jeritan.
-    Saat hari ke 3-5 demam anak sangat lemas atau tidur terus menerus sepanjang hari.
-    Kejang, kuduk leher kaku dan sesak napas.
-    Lemas, kencing berkurang atau Gelisah, kalau muntah berlebih dengan frekuensi lebih dari 5-7 kali dan diare banyak lebih dari 5-7 kali cair

Sumber :
Kompasiana
Editor :
Asep Candra

 

0 komentar:

Posting Komentar