Salam cerdas kreatif,
Di hari libur selesai pekan ini, adik-adik liburan kemana? Kalau mau di rumah saja, lebih baik minta sama ayah/ibu/kakak untuk mendongeng Timun Emas bersama keluarga.
Ini kisahnya:
Mbok Sirni namanya, ia seorang janda yang menginginkan seorang anak supaya dapat membantunya bekerja. Suatu hari ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak dengan syarat apabila anak itu berusia enam tahun harus diserahkan ke
raksasa itu untuk disantap. Mbok Sirnipun setuju. Raksasa memberinya biji mentimun supaya ditanam dan dirawat.
Setelah dua ahad diantara buah ketimun yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan berkilau menyerupai emas. Kemudian Mbok Sirni membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya seorang bayi indah yang diberi nama Timun Emas.
Semakin hari Timun Emas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji. Mbok Sirni amat takut kehilangan Timun Emas, ia mengulur kesepakatan supaya raksasa datang 2 tahun lagi, alasannya semakin dewasa, semakin enak untuk disantap, raksasa pun setuju. Mbok Sirnipun semakin sayang pada Timun Emas, setiap kali ia teringat akan janinya hatinyapun menjadi cemas dan sedih.
Suatu malam Mbok Sirni bermimpi, supaya anaknya selamat ia harus menemui petapa di Gunung Gundul. Paginya ia eksklusif pergi. Di Gunung Gundul ia bertemu seorang petapa yang memberinya 4 buah bungkusan kecil, yakni biji mentimun, jarum, garam, dan terasi sebagai penangkal. Sesampainya di rumah diberikannya 4 bungkusan tadi kepada Timun Emas, dan disuruhnya Timun Emas berdoa.
Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. Timun Emaspun disuruh keluar lewat pintu belakang oleh Mbok Sirni. Raksasapun mengejarnya. Timun Emaspun teringat akan bungkusannya, maka ditebarnya biji mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun memakannya. Tapi buah timun itu malah menambah tenaga raksasa. Lalu Timun Emas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlah pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah raksasa terus mengejar.
Timun Emaspun membuka bingkisan garam dan ditaburkannya. Seketika hutanpun menjadi lautan luas. Dengan kesakitan raksasa dapat melewatinya. Yang terakhir Timun Emas akibatnya menaburkan terasi, seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, akibatnya raksasapun mati. "Terimakasih Tuhan, Engkau telah melindungi hambamu ini" Timun Emas mengucap syukur. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sirni hidup bahagia dan damai.
Selamat mendengarkan, ... salam ntuk semua.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar