Kamis, 05 Januari 2017

21 Tips Menyapih Bayi yang Tepat

tips menyapih bayi dengan cinta
21 tips menyapih bayi yang sempurna dan penuh cinta

Menyapih bayi, bagi sebagian Bunda akan terasa sulit. Peristiwa emosional ini memang membutuhkan kesepakatan dan ketelatenan. Selain balita susah lepas dari ASI, terkadang sang Bunda sendiri merasa belum rela atau tak tega melihat anaknya menangis mencari ASI.

Tak jarang, tujuan menyapih menjadi gagal sebab kurangnya kesepakatan sang Bunda. Bahkan, nyeri tak tertahankan ketika mulai menghentikan pemberian ASI juga menjadi masalah. Sehingga, terkadang ada yang membiarkan anaknya menyusu hingga lumayan besar.

Mengapa anak perlu disapih?


Selain fungsi gizi dari ASI sendiri sudah berkurang, penyapihan anak diharapkan demi perkembangan psikologi dan fisik anak sendiri. Misalnya:

  • Mengembangkan pengenalan aneka ragam rasa dan tekstur makanan. Hal ini kuat pada perkembangan intelektualitasnya sebab daya ingatnya akan menyimpan informasi mengenai banyak sekali rasa dan tekstur makanan.
  • Memperbanyak latihan mengunyah makanan padat biar gigi dan rahangnya berkembang optimal. Juga meminimalkan kemungkinkan makan diemut tanggapan malas mengunyah makanan padat.
  • Anak dilatih untuk berdikari sebab tidak lagi harus bergantung pada ASI setiap kali anak lapar atau haus.
  • Anak berguru untuk mampu memercayai orang lain sehingga nantinya tidak kesulitan untuk mengikuti keadaan dan berinteraksi dengan orang lain.
  • Anak membentuk konsep diri yang positif. Dengan penyapihan yang positif, anak akan merasa percaya diri.

Kapan bayi Bunda harus disapih?

Memang tak ada patokan khusus wacana kapan bayi harus berhenti menyusu ASI. Kapan waktu yang sempurna tergantung pilihan masing-masing Bunda. Enam bulan pertama masa hidup bayi yakni masa yang direkomendasikan bagi bayi untuk menerima ASI eksklusif. Di Indonesia, hak anak untuk menerima ASI pribadi dilindungi oleh Undang-undang Kesehatan pasal 128 UU No. 36 Tahun 2009, ”Tiap bayi berhak menerima air susu Bunda pribadi semenjak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.”

Setelah itu bayi mendapat nutrisi dari ASI dan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu). Sementara umumnya para Bunda menyusui anaknya hingga usia 2 tahun.  Pada usia satu tahun, bayi mulai mampu minum dari cangkir dan mulai mencari cara selain menyusu untuk menerima kenyamanan. Sebagai ganti ASI, Bunda dapat memperlihatkan makanan padat yang kaya vitamin C, zat besi, dan kaya kalsium. Makanan-makanan yang dimaksud antara lain keju, bubur sayur, sereal, dan buah yang dicampur dengan ASI atau susu.
 panduan merawat bayi

Tanda-Tanda Anak siap disapih


Beberapa anak akan menunjukkan tanda-tanda bahwa beliau siap disapih. Seperti mulai menolak untuk menyusu, lebih tertarik untuk main atau mulai ingin minum dengan cangkir. Meskipun tak semua anak menunjukkan gejala yang sama. Biasanya bayi akan mulai ngempeng atau bermain-main saja ketika menyusu.

Bagaimana Cara Menyapih yang tepat?


Dalam menyapih anak, yang harus Bunda ingat yakni menyapih dengan cinta. Jangan hingga anak Bunda merasa stress berat dan merasa tidak disayang. Untuk itu diharapkan trik biar anak mau disapih tanpa rewel. Berikut ini beberapa Tips menyapih anak yang dapat Bunda lakukan :

  1. Pada ketika mulai menyapih, pastikan anak Bunda dalam keadaan sehat.
  2. Hindari mengolesi wilayah sekitar pay-udara dengan mengkudu, bratawali, obat merah atau menutupnya dengan plester, sebab itu hanya menakut-nakuti bayi dan mengajarkan yang tidak baik, sebaiknya masa penyapihan ini Bunda lakukan dengan cinta dan kasih sayang, biar anak tahu bahwa Bunda tetap menyayanginya meskipun sudah tidak memberikannya ASI, tunjukan hal itu pada anak dengan belaian, pelukan serta kecupan. Dan kuatkan tekad Bunda, sebab keraguan hanya akan mempersulit Bunda nantinya.
  3. Mulailah perlahan-lahan. Memulai penyapihan secara bertahap tidak hanya bermanfaat untuk anak, tapi juga untuk Bunda. Mengurangi frekuensi menyusui secara perlahan akan membuat ASI berkurang secara bertahap. Pengurangan perlahan ini penting untuk mengurangi risiko payudara nanah dan nyeri.
  4. Mulai kurangi frekuensi menyusui bayi Bunda secara bertahap dimulai pada ketika siang hari. Sebab ini merupakan waktu yang sempurna bagi Bunda untuk mengenalkan si kecil pada sesuatu yang baru, menyerupai rasa, bentuk dan juga tekstur pada makanan pendamping ASI. Selain itu, ketika malam hari dan pagi hari ASI akan membuat bayi merasa nyaman.
  5. Mulailah dengan mengganti satu waktu pemberian ASI dengan susu botol atau cangkir dalam satu hari. Tetaplah ikuti jadwal yang sama selama seminggu. Kemudian ahad berikutnya tambahkan waktu ketika Bunda memperlihatkan susu botol dan kurangi pemberian ASI secara langsung. Bayi satu tahun ke atas dapat diberikan susu sapi sebagai ganti ASI.
  6. Berikan penjelasan kepada anak kenapa ketika ini beliau harus disapih. Misalnya, dengan mengatakan padanya ‘Sekarang kan Kamu udah besar, jadi perlu lagi menyusu sama bunda. Kita makan kudapan manis saja yuk‘. Lakukan ini dengan sabar, lembut dan penuh cinta. Jangan pernah merasa bosan untuk memperlihatkan alasan pada si kecil.
  7. Berikan makanan pendamping ASI sebanyak 3 hingga 4 kali dalam sehari untuk mengurangi pemberian ASI pada si kecil di siang hari.
  8. Sebaiknya tetapkan kawasan menyusui bayi hanya di satu kawasan saja, misalnya di dalam kamar. Ini biar si kecil tidak lagi meminta susu di sembarang kawasan dan sekaligus mengajarkannya biar berguru mengenal aturan.
  9. Mintalah sumbangan Ayah untuk mengibur dan mengalihkan perhatian si kecil ketika beliau meminta susu. Biasakan si kecil tak hanya meminta susu kepada Bunda. Hal ini akan membantunya lebih berdikari dan tak selalu bergantung kepada Bunda.
  10. Ganti kegiatan menyusui dengan cara membaca buku atau mendongeng pada ketika anak mau tidur.
  11. Tunggu si kecil lapar. Biasanya si kecil akan lebih mudah diajak berkompromi pada ketika mereka terdesak. Misalnya ketika mereka lapar, biasanya alternatif lainnya akan lebih mudah diterima. Biasanya dalam kondisi lapar, beliau akan mudah dibujuk untuk minum di botol atau gelas.
  12. Gunakan teknik sisipan, yaitu Bunda sediakan sedikit makanan yang sudah jadi dan diberikan pada si kecil. Awali dulu dengan memberinya ASI pada bayi dari satu pay–udara ataupun setengah susu botol, kemudian berikan bayi satu atau dua sendok teh makanan tadi. Makan siang merupakan waktu yang paling cocok sebab si kecil tidak terlalu rakus, tetap terbangun dan juga kooperatif.
  13. Bayi Bunda mungkin tidak mau mencoba makanan yang baru, jadi berikanlah waktu biar beliau mampu terbiasa dengan setiap makanan tersebut serta jangan memaksa apabila beliau kelihatannya tidak suka.
  14. Gunakanlah sereal bayi yang belum diolah untuk pengganti sereal siap saji serta buatlah dalam sebuah porsi kecil.
  15. Jangan memperlihatkan makanan yang memiliki kandungan kacang, gluten, susu sapi ataupun telur, ini untuk mengurangi risiko bayi terkena alergi pada masa yang akan datang,
  16. Perkenalkan makanan gres pada bayi satu persatu. Cobalah berikan sekali dan setelah itu tunggu beberapa hari sebelum Bunda memperlihatkan makanan yang sama untuk melihat adanya reaksi tertentu.
  17. Jika bayi biasa menyusu sebelum tidur, cobalah untuk menidurkannya tanpa disusui secara bertahap. Ciptakan ritual menyenangkan lain sebelum tidur, menyerupai membacakan dongeng atau mendengarkan musik. Buat beliau merasa nyaman dengan tetap memeluk atau membelainya.
  18. Selain berhenti menyusu ASI secara langsung, selanjutnya anak sebaiknya juga berhenti mengonsumsi susu botol untuk menghindari kerusakan gigi. Hindari membiarkan bayi tidur, merangkak, atau berjalan dengan membawa botolnya ke mana-mana. Baca juga artikel bagaimana menjaga kesehatan gigi si kecil
  19. Mulai gunakan cangkir lebih sering dibandingkan botol. Tempatkan lebih banyak air dalam cangkir dibandingkan dalam botol. Cara lain, tempatkan minuman yang disukai anak ke dalam cangkir dan tempatkan yang tidak begitu beliau sukai di dalam botol. Misalnya menempatkan susu dan jus (untuk bayi di atas 6 bulan) dalam cangkir dan air mineral saja dalam botol.
  20. Peluk dan sentuh anak lebih sering biar beliau tidak merasa diabaikan setelah tidak disusui.
  21. Menyapih baik untuk sang Bunda, terutama mereka yang ingin memiliki anak lagi, sebab dengan menghentikan kegiatan ini mampu memudahkan proses kehamilan. Namun penghentian proses menyusui dapat mengakibatkan payudara nanah dan nyeri. Bunda dapat meredakannya dengan mengompres payudara dengan es.

Kapan Bunda Harus tunda menyapih?

  • Anak berisiko mengalami alergi jikalau mengonsumsi makanan atau minuman selain ASI. Karena alasan yang sama, ASI dianjurkan diberikan setidaknya hingga bayi berusia enam bulan.
  • Jika Bunda atau anak sedang sakit, atau jikalau anak sedang tumbuh gigi, sebab kondisi ini dapat membuat penyapihan menjadi lebih rumit.
  • Jika sedang terjadi perubahan besar, menyerupai Bunda dan keluarga pindah rumah atau bepergian dalam jangka panjang, sebab dapat membuat si Kecil mengalami stres.

Hal terpenting saat menyapih yakni fokus pada kenyamanan bayi dan diri Bunda. Tidak perlu memusingkan diri sendiri dengan membandingkan orang lain sebab tiap pengalaman yakni unik. Bunda mungkin punya tenggat waktu sendiri mengenai kapan anak sebaiknya sudah tidak menyusu, tapi akan lebih baik untuk fleksibel terhadap tenggat tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar