Selasa, 08 November 2016

Rahasia dan Keistimewaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal


Assalamualaikum wr wb,

1 Syawal ialah hari kemenangan dan kegembiraan fitri bagi setiap yang beriman. Kemenangan harus disambut dengan tasbih, tahmid, tahlil, dan istighfar.

Ya, karena 1 Syawal bukan hari pembebasan sebebas-bebasnya, melainkan hari pertama kita mulai terjun ke medan pertarungan melawan segala godaan hawa nafsu, setelah sebulan penuh kita berbekal akidah dan kekuatan rohani.

Kita harus bergegas dalam kebaikan-kebaikan ibarat kita dalam suasana Ramadhan. Karena Nabi SAW tidak ingin kita kalah lagi. Itulah belakang layar mengapa kita disunnahkan menambah puasa lagi minimal 6 hari di antara bulan Syawal.

--------------------------------------------------------

Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu ‘anhu meriwayatkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

“Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) ibarat ia berpuasa selama satu tahun.” (HR. Muslim).

--------------------------------------------------------

Filosofi pahala puasa 6 hari di bulan Syawal setelah puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan sama dengan puasa setahun, karena setiap hasanah (kebaikan) diganjar sepuluh kali lipatnya.

--------------------------------------------------------

Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, di antaranya:
  • 1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan embel-embel dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.
  • 2. Puasa Syawal dan Sya’ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di aneka macam riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
  • 3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menunjukan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Tuhan Taala mendapatkan amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan: “Pahala amal kebaikan ialah kebaikan yang ada sesudahnya.” Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jikalau seseorang melaksanakan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.
  • 4. Puasa Ramadhan – sebagaimana disebutkan di muka – dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lain. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya ‘ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah ‘Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.
  • 5. Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal ialah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan puasa ini, selama ia masih hidup.

Sebaiknya orang yang memiliki utang puasa Ramadhan memulai membayarnya di bulan Syawal, karena hal itu mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan utangnya. Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal, dengan demikian ia telah melaksanakan puasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal.

Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa sunnah serta sedekah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Taala pada bulan Ramadhan ialah disyariatkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung aneka macam macam manfaat, di antaranya: ia sebagai embel-embel dari kekurangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Tuhan kepada hamba-Nya, alasannya terkabulnya doa, demikian pula sebagai alasannya dihapusnya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan.

Hanya kepada Tuhan daerah memohon pertolongan, shalawat dan salam biar tercurahkan selalu ke haribaan Nabi, segenap keluarga dan sahabatnya.

Amin. Wallahu a’lam bishshowab.
disarikan dari : dakwatuna.com

0 komentar:

Posting Komentar